Penelitian selanjutnya mencatat bahwa anak-anak cenderung menulis huruf dan angka yang menghadap ke kiri (seperti angka 3) lebih sering daripada yang menghadap ke kanan (seperti D). Salah satu alasannya, seperti yang kemukakan para peneliti, adalah bahwa anak-anak mengubah semua huruf menjadi huruf hadap kanan ketika mereka tidak dapat mengingat orientasi yang benar. Ini masuk akal, karena sebagian besar huruf asimetris menghadap ke kanan, artinya memiliki perpanjangan di sisi kanan (E, D, B).
Studi-studi ini dan hipotesis yang mereka ajukan masih belum menjelaskan mengapa anak-anak tidak sepenuhnya menulis terbalik.
Untuk menyederhanakan masalah ini, kita tahu bahwa otak tidak berhenti berkembang sampai akhir masa remaja, dan otak muda masih lebih lunak. Bagaimana otak muda memproses gambar secara berbeda dari otak yang lebih tua dan lebih dewasa? Menulis terbalik mungkin memberi kita wawasan tentang itu.
Sebagian besar penelitian ini dilakukan dengan ukuran sampel yang kecil (antara 30 dan 100 subjek). Selain itu, tidak ada yang sepenuhnya memahami bagaimana sistem visual bekerja atau sejauh mana fungsi kognitif tertentu dari otak memengaruhi penulisan terbalik secara spontan pada anak-anak. Sebagian besar informasi neurologis yang kita miliki tentang penulisan cermin berasal dari cedera neurologis, seperti strok.