Lengkapi Lebaran Kita dengan Peristiwa Hujan Meteor

By , Rabu, 30 Juli 2014 | 16:55 WIB
()

Selamat Idul Fitri 1435 H! Di tengah suasana lebaran dan juga liburan, langit juga turut bergembira merayakan hari kemenangan umat musllim tersebut. Langit sepertinya ingin mengambil bagian dalam sukacita bersama teman dan keluarga. Tercatat, setidaknya ada satu hujan meteor mayor dan dua hujan meteor minor yang akan mencapai puncaknya selama lebaran 1435 H atau di tahun 2014.

Hujan meteor mayor atau lebih tepatnya hujan meteor dengan aktivitas cukup tinggi di penghujung bulan Juli 2014 adalah Hujan Meteor Delta Aquariid Selatan yang sudah dimulai sejak 12 Juli dan akan berakhir 23 Agustus 2014. Dua hujan meteor minor atau hujan meteor dengan aktivitas minim adalah Piscis Austrinid yang berlangsung dari 15 Juli sampai dengan 10 Agustus 2014 dan hujan meteor alpha Capricornid yang berlangsung dari 3 Juli- 15 Agustus 2014. Ketiganya akan mencapai puncak aktivitas pada minggu yang sama, yakni 27-28 Juli untuk hujan meteor Piscis Austrinid dan 28-29 Juli untuk Delta Aquariid Selatan dan Alpha Capricornid. 

Hujan Meteor dari 3 Rasi

Setelah Matahari terbenam, di sepanjang liburan lebaran 2014, Anda bisa menikmati malam bersama keluarga dan teman sambil menimati hujan meteor Piscis Austrinid, Alpha Capricornid, dan Delta Aquariid Selatan yang secara berturut-turut akan terbit di langit timur dan menemani Anda sepanjang malam hingga jelang fajar sebelum mereka terbenam di barat.

Seperti nama yang disandang, ketiganya akan tampak muncul dari tiga rasi berbeda yakni Rasi Piscis Austrinus, Capricornus, dan Aquarius. Seiring terbenamnya Matahari, rasi capricornus akan terlebih dulu tampak di ufuk timur disusul Piscis Austrinus dan Aquarius. Hujan meteor yang tampak muncul dari ketiga rasi tersebut pun sudah bisa dilihat meski masih sangat rendah. Tunggulah sampai sekitar pukul 8 atau 9 malam untuk memulai pengamatan seiring perjalanan ketiga rasi itu menuju zenit sebelum kemudian ke barat dan tenggelam seiring terbitnya sang Surya.

Menariknya, sepanjang ketiga hujan meteor tersebut berada pada puncak aktivitas, cahaya Bulan tidak akan menjadi polusi bagi langit malam mengingat Bulan sedang berada pada fase Bulan Baru.

Hujan meteor Piscis Austrinid akan menjadi hujan meteor pertama yang berada pada puncak aktivitas di tanggal 27-28 Juli dengan maksimum 5 meteor setiap jam. Kecepatan hujan meteor Piscis Austrinid akan mencapai 35 km/detik. Sementara pada tanggal 28-29 Juli, hujan meteor alpha Capricornid dan Delta Aquariid Selatan akan mencapai puncak aktivitas dengan laju 5 meteor per jam dan 16 meteor per jam dengan kecepatan masing-masing 23 kilometer/detik dan 41 kilometer/detik. 

Asal Usul Hujan Meteor Alpha Capricornid 

Alpha Capricornid merupakan hujan meteor tahunan yang tampak muncul dari rasi Capricornus, dan mencapai puncak dengan aktivitas puluhan meteor setiap jamnya. Semenjak tahun 1953, setidaknya ada 3 komet dan satu asteroid yang menjadi kandidat sumber hujan meteor Alpha Capricornid namun tidak ada yang memiliki orbit bersesuaian dengan aliran hujan meteor di rasi Capricornus tersebut.

Hujan meteor Alpha Capricornid pertama kali ditemukan oleh astronom Hungaria, Miklós von Konkoly Thege, yang melihat kehadiran hujan meteor dari area bintang Alpha Capricorni pada tanggal 28 & 29 Juli 1871. Di akhir abad ke-19, pengamatan menunjukan kalau Alpha Capricornid merupakan hujan meteor tahunan yang bergerak lebih lambat dan sangat terang dibanding hujan meteor lainnya.

Pada tahun 1935, astronom amatir Ronald A. McIntosh, menemukan area lain kemunculan alpha capricornid, tak jauh dari area utama lokasi kemunculan hujan meteor tersebut.

Astronom Peter Jenniskens dan Jeremie Vaubaillon, berhasil mengidentifikasi asal mula hujan meteor tahunan Alpha Capricornid sebagai hujan meteor yang berasal dari asteroid 2002 EX12 yang kemudian dikenal sebagai komet 169P/NEAT. Hujan meteor Alpha Capricornid diperkirakan terbentuk sekitar 4500-5000 tahun lalu saat si asteroid yang jadi sumber hujan meteor pecah menjadi debu. Pecahan itulah yang kemudian menghadirkan lintasan hujan meteor dengan puncak aktivitas 205 per jam atau bisa mencapai 9 meteor per jam. Alpha Capricornid akan menjadi hujan meteor mayor tahunan dari tahun 2220 – 2420. 

Asal Usul Hujan Meteor Delta Aquariid 

Hujan meteor Delta Aquariid merupakan hujan meteor yang berasal dari pecahan komet Marsden dan Kracht Sungrazing. Nama delta Aquariid muncul karena hujan meteor yang satu ini memiliki radian di arah konstelasi Aquarius. Hujan meteor Delta Aquariid pertama kali teramati pada tahun 1870 saat G.L. Tupman di Lautan Mediterania melakukan plot 65 meteor di sepanjang tgl 27 Juli – 6 Agustus. Hujan meteor ini memiliki dua jenis hujan meteor yakni Utara dan Selatan. Delta Aquariid Selatan merupakan hujan meteor yang lebih kuat aka lebih banyak di banding Utara.

Ronald A. McIntosh melakukan plot ulang jalur meteor Delta Aquariid dari data hujan meteor dari tahun 1926-1933. Pada tahun 1938, Cuno Hoffmeister dari Jerman menjadi orang pertama yang mengenali karakteristik Delta Aquariid Utara. Pada tahun 1949, D.W.R. McKinley dari Kanada mengamati kedua jenis hujan meteor tersebut, namun orbit untuk kedua radian atau asal mula kemunculan hujan meteor utara belum bisa ditentukan dan saat itu belum diketahui kalau ternyata hujan meteor tersebut berasal dari Delta Aquariid. Baru pada tahun 1952, Mary Almond berhasil mengenali dan menemukan kalau kedua hujan meteor tersebut muncul dari dari Delta Aquariid di Rasi Aquarius.

Saturnus dan Mars yang sedang bergerak menuju peraduannya. Saturnus akan terbenam sekitar jam 00.30 wib sedangkan Mars akan terlebih dulu tenggelam jam 23.30 wib (StarWalk).

Untuk menikmati hujan meteor Piscis Austrinid, Alpha Capricornid, dan Delta Aquariid Selatan, carilah lokasi yang bebas polusi cahaya kota, meskipun Bulan tidak akan menjadi sumber polusi cahaya di sepanjang puncak aktivitas ketiga hujan meteor tersebut. Selain ketiga hujan meteor, planet Mars dan Saturnus juga masih akan tampak di langit dan baru akan tenggelam di tengah malam.