Proposal Djuhara+djuhara berupaya merevitalisasi lokasi itu dengan memfungsikan kembali gedung tua itu seperti layaknya sebuah kota kecil.
Berbagai aktivitas sosial, budaya, dan ekonomi disuntikkan ke areal di sekitar gedung Edi Sadeli, seperti tempat ritel, warung kopi, restoran, galeri, toko buku, dan hunian.
Fungsi komersial itu diletakkan di jalur mobilitas yang menuju ke fungsi hunian. Biro arsitektur dari Belanda, OMA, setuju bekerja sama dengan arsitek lokal untuk merenovasi gedung Tjipta Niaga. Gedung tua ini dalam kondisi koyak, atap dan fasad gedung tersebut telah runtuh sehingga membahayakan lingkungan sekitarnya.
OMA mengusulkan antisipasi keselamatan dan keamanan pada gedung dengan menyisipkan struktur penguat tahan gempa. OMA juga menambahkan atap baru di bangunan baru tersebut. Elemen baru arsitektur akan ditambahkan pada gedung dan terintegrasi dengan bangunan lama.
"Bagian dalam gedung akan dibagi menjadi beberapa unit untuk berbagai aktivitas," ujar Yori.
Bangunan berikutnya adalah gedung Samudera Indonesia yang akan direnovasi oleh biro arsitektur Belanda, KCAP. Gedung Samudera yang terletak di sisi sebelah timur Kanal Kali Besar ini cukup strategis di tepi jalan raya sehingga mudah dilihat pejalan kaki dan pengendara.
Gedung tersebut dibangun pada tahun 1910-1920 dan mengalami kerusakan parah pada awal 2008 akibat banjir besar. Setengah fasadnya runtuh dan sisi kanan bangunan terpotong. Hal ini memaksa kegiatan perkantoran PT Samudera dievakuasi dari gedung tersebut.
Biro arsitek Han Awal & Partners mengajukan konsep "kota bawah"—untuk merevitalisasi "rumah akar"—yang dulunya merupakan bangunan dua lantai bekas kantor perniagaan VOC. Lokasi gedung ini hanya 200 meter dari Plasa Fatahillah di tepi Kali Besar.
Bangunan tersebut pernah berfungsi sebagai gereja dan pernah terbakar hingga merobohkan sebagian besar atapnya. Karena tidak terbengkalai, bangunan ini ditumbuhi pohon dan akar yang menjalar di seluruh dindingnya. Pengunjung banyak menggunakan gedung ini sebagai latar belakang foto diri.
Kota bawah berfokus pada keunikan rumah akar€ serta lokasinya yang strategis. Di situ akan dibuat beberapa acarauntuk mendukung pariwisata agar bisa menghidupkan Kota Tua. Istilah Kota bawah berasal dari sebutan Pemerintah Belanda bagi kawasan pusat perniagaan di sekitar Taman Fatahillah.
Fasilitas-fasilitas yang akan melengkapi kota bawah di antaranya Art-Space untuk menampung kegiatan yang berhubungan dengan Kota Tua dan Sejarah.