Dua Ilmuwan Penemu Katalis Organik Dianugerahi Nobel Kimia 2021

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 9 Oktober 2021 | 12:00 WIB
Benjamin List dan David MacMillan dianugerahi Hadiah Nobel Kimia 2021. (Nobel Prize Outreach)

Nationalgeographic.co.id - Benjamin List dan David MacMillan dianugerahi Hadiah Nobel Kimia 2021 untuk pengembangan alat baru yang dapat membangun molekul menggunakan katalis organik. Membangun molekul adalah seni yang sulit. Temuan ini dapat memberi dampak besar pada penelitian farmasi, kosmetik, plastik, hingga makanan serta membuatnya lebih sederhana dan ramah lingkungan.

Seperti diketahui, banyak bidang penelitian dan industri bergantung pada kemampuan ahli kimia untuk membangun molekul yang dapat membentuk bahan elastis dan tahan lama, menyimpan energi dalam baterai atau menghambat perkembangan penyakit. Pekerjaan ini membutuhkan katalis, yaitu zat yang mengontrol dan mempercepat reaksi kimia, tanpa menjadi bagian dari produk akhir.

Sebagai contoh, katalis di mobil dapat mengubah zat beracun dalam asap knalpot menjadi molekul yang tidak berbahaya. Tubuh kita juga mengandung ribuan katalis dalam bentuk enzim, yang memahat molekul yang diperlukan untuk kehidupan.

Katalis dengan demikian adalah alat dasar bagi ahli kimia, tetapi para peneliti telah lama percaya bahwa pada prinsipnya, hanya ada dua jenis katalis yang tersedia, yaitu logam dan enzim. Namun sekarang, Benjamin List dan David MacMillan dianugerahi Hadiah Nobel dalam Kimia 2021 karena pada tahun 2000 mereka, yang independen satu sama lain, mengembangkan jenis katalisis ketiga. Ini disebut organokatalisis asimetris dan dibangun di atas molekul organik kecil.

Baca Juga: Eksperimen Menggantung Badak dari Helikopter Ini Raih Penghargaan

Hadiah Nobel Kimia 2021 diumumkan dari Stockholm, Swedia. (Nobel Prize Outreach)

"Konsep katalisis ini sederhana dan cerdik, dan faktanya banyak orang bertanya-tanya mengapa kami tidak memikirkannya lebih awal," kata Johan Qvist, ketua Komite Nobel untuk Kimia dalam press rilis 'The Nobel Prize in Chemistry 2021' pada Rabu, 6 Oktober 2021.

Katalis organik memiliki kerangka atom karbon yang stabil, yang dapat dilampirkan oleh kelompok kimia yang lebih aktif. Ini sering mengandung unsur-unsur umum seperti oksigen, nitrogen, belerang atau fosfor. Ini berarti bahwa katalis ini ramah lingkungan dan murah untuk diproduksi.

Ekspansi yang cepat dalam penggunaan katalis organik terutama karena kemampuannya untuk mendorong katalisis asimetris. Ketika molekul sedang dibangun, situasi sering terjadi di mana dua molekul berbeda dapat terbentuk, yang sama seperti tangan kita, adalah bayangan cermin satu sama lain. Ahli kimia seringkali hanya menginginkan salah satunya, terutama ketika memproduksi obat-obatan.

Katalis organik atau organokatalisis telah berkembang dengan kecepatan yang mencengangkan sejak tahun 2000. Benjamin List dan David MacMillan tetap menjadi pemimpin di bidang ini, dan telah menunjukkan bahwa katalis organik dapat digunakan untuk mendorong banyak reaksi kimia.

Dengan menggunakan reaksi ini, para peneliti sekarang dapat lebih efisien membangun apa pun mulai dari obat-obatan baru hingga molekul yang dapat menangkap cahaya dalam sel surya. Dengan cara ini, organokatalis membawa manfaat terbesar bagi umat manusia.

Baca Juga: Enzim Ini Dapat Mendaur Ulang Botol Plastik dalam Hitungan Jam

Kimia adalah salah satu ilmu terpenting bagi pencetus penghargaan Alfred Nobel. (Nobel Prize Outreach)

Seperti diketahui, katalis adalah molekul yang tetap stabil saat memungkinkan atau mempercepat reaksi kimia yang dilakukan di laboratorium atau reaktor industri besar. Sebelum penemuan oleh Benjamin List dan David MacMillan, hanya logam tertentu dan enzim kompleks yang diketahui berhasil melakukan itu.

"Tapi hari ini kami bahkan tidak membuat lelucon dan tentu saja tidak mengantisipasi ini, dan kemudian Swedia muncul di ponsel saya. Itu adalah momen yang sangat istimewa yang tidak akan pernah saya lupakan," seperti disampaikan The Royal Swedish Academy of Sciences saat mengumumkan pemenang Nobel Kimia 2021.

Benjamin List, adalah ilmuwan berusia 53 tahun yang juga merupakan direktur dari Max-Planck-Institut fuer Kohlenforschung, Muelheim an der Ruhr, Jerman. Dia mengatakan, pada awalnya ia tidak tahu bahwa MacMillan sedang mengerjakan subjek yang sama dan mengira firasatnya mungkin hanya "ide bodoh" sampai kemudian itu berhasil.

Atas penghargaan tersebut, List dan MacMillan berbagi hadiah bergengsi 10 juta Krona Swedia atau sekitar 1,14 juta USD dalam bagian yang sama untuk terobosan yang dicapai secara independen satu sama lain.