Melihat Alat Pancing dari Tepi Sungai Yordan Berusia 12.000 Tahun

By Maria Gabrielle, Minggu, 10 Oktober 2021 | 12:00 WIB
Rekonstruksi dari kail dan kerikir beralur yang digunakan untuk memancing. (Emanuela Cristiani/Creative Commons)

Nationalgeographic.co.id - Ikan merupakan salah satu jenis hewan yang kerap diolah menjadi beragam menu makanan. Ternyata, mengonsumsi ikan sudah dilakukan sejak ribuan tahun lalu.

Hanya saja untuk mengetahui bagaimana cara manusia di masa lalu mendapatkan ikan sulit diketahui. Sebab sebagian besar alat pancing yang digunakan terbuat dari bahan yang mudah rusak seperti kayu dan serat tanaman. Dilansir dari Heritage Daily, para ahli telah melakukan penelitian terhadap koleksi kail dan batu dari situs arkeologi Sungai Yordan Dureijat (Jordan River Dureijat / JRD) di Israel Utara yang setidaknya berusia 12.000 tahun.

Mereka menganalisis bentuk dan residu dari 19 kail ikan yang terbuat dari tulang hewan dan enam kerikil beralur, diduga digunakan sebagai pemberat. Semua ini merupakan salah satu koleksi terbesar teknologi awal untuk memancing ikan. Residu serat tanaman pada kail dan batu menunjukkan adanya penggunaan fishing line atau benang pancing.

Beragam bentuk kail, termasuk berbagai susunan duri dekat ujung kail (barb) dan metode untuk memasang kail ke pancing menunjukkan kegunaannya untuk memancing bermacam-macam jenis ikan. Tidak hanya itu, dari garis berlekuk dan residu serat pada cekungan beberapa kail diketahui adanya penggunaan umpan buatan.

Baca Juga: Debat Peralatan Batu Tertua Milik Leluhur Manusia 3,3 Juta Tahun Lalu

Melansir Courthouse News Science, para peneliti dalam pernyataannya mengungkapkan dengan melihat alat pancing di situs itu diketahui bahwa semua teknik dan pengetahuan memancing ikan sudah ada sekitar 13.000 tahun yang lalu. Inovasi ini tersebut bertepatan dengan awal transisi ke pertanian serta penggunaan umpan dan berbagai macam bentuk kail.

“(Dari inovasi tersebut) menunjukkan bahwa manusia pada masa itu tidak hanya berburu ikan tetapi juga mereka memiliki pengetahuan yang mendalam tentang perilaku dan ekologi ikan,” ungkap para peneliti dalam pernyataannya.

Berdasarkan ukuran dari mata kail dan sisa-sisa ikan yang ditangkap di lokasi tersebut, para peneliti memperkirakan panjang benang yang digunakan dalam proses memancing ikan kemungkinan cukup kuat untuk menarik ikan sebesar dua pon sekitar 907 gram atau mungkin lebih berat.

Penemuan kail dari tulang di Situs Sungai Yordan Dureijat. ( Pedergnana et al. / PLOS ONE)

Selain itu dari penelitian ini diketahui bahwa kail tidak memiliki lubang (eye) yang digunakan untuk memasang benang, peneliti mencatat mungkin karena melemahkan bagian shank yang tipis. Sebaliknya, kail memiliki kenop di dekat bagian shank dan didapati bahwa benang disambungkan dengan metode yang rumit untuk mengikat.

Studi ini telah dipublikasikan di jurnal PLOS ONE dengan judul Early line and hook fishing at the Epipaleolithic site of Jordan River Dureijat (Northern Israel) pada 6 Oktober 2021. Dari penelitian ini para arkeolog menemukan bukti sisa perekat yang digunakan.

Baca Juga: Alat Berburu dan Meramu Masyarakat Sulawesi pada Ribuan Tahun Lalu