Bagaimana Cara Peziarah Kuno Menyaksikan Pahatan Kisah Borobudur?

By Mahandis Yoanata Thamrin, Jumat, 15 Agustus 2014 | 10:30 WIB
Sebuah lukisan karya G.B. Hooijer yang tampaknya mencoba menggambarkan para peziarah Borobudur. (Tropenmuseum)
Menurutnya lebar lorong pradaksinapatha–lorong di mana peziarah harus memutarinya searah jarum jam–merupakan jarak yang disediakan oleh perancang candi ini sebagai batas terjauh untuk menyaksikan panil relief dengan nyaman dan memuaskan.“Rupanya nenek moyang kita sudah memikirkan bagaimana cara yang baik membaca relief,” ungkapnya.

 

 
 
 
 
Cara peziarah kuno menikmati Borobudur: Dalam kondisi beryoga, peziarah yang bersungguh-sungguh akan membaca secara saksama rangkaian cerita pada panil relief di dinding pagar langkan dan dinding teras. Mereka akan berkeliling sebanyak sepuluh kali untuk mencapai Bodhisattwa atau tingkatan pencerahan. (Seni: Lambok E. Hutabarat/National Geographic Indonesia)