Harapan Bangunan Ramah Lingkungan: Belajar dari Makam Orang Romawi

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 11 Oktober 2021 | 10:00 WIB
Makam Caecilia Metella yang menjadi tengara jalan kuno Romawi di kota Roma. Struktur bangunannya dapat mengilhami pembuatan bangunan yang lebih kokoh dan sedikit emisi di masa kini. (Wikimedia Commons)

Domain tipis ini ternyata mengambil sifat kristal berukuran nano, sehingga menciptakan komponen yang kuat pada beton. Lantas apa alasan di balik kokohnya makam milik Caeilia Metella?

Kokohnya struktur beton pada makam ini ternyata lebih kuat dari kondisi yang menghancurkan beton modern.

"Pembangunan monumen dan tengara yang sangat inovatif dan kokoh di Via Appia Antica ini menunjukkan bahwa dia (Caeilia Metella) sangat dihormati," terang Jackson. "Dan struktur beton 2.050 tahun kemudian mencerminkan kemampuannya yang kuat dan tangguh."

Jika diamati dengan penelitian lain terkait struktur beton kuno dan bersejarah lainnya terkait bangunan Romawi, para peneliti menambahkan, bahwa pemahaman Republik kuno itu mengalami banyak perubahan dalam periodenya.

Baca Juga: Situs Djémila Sebagai Saksi Peradaban Romawi Kuno di Afrika Utara

Mausoleum Caecilia Metella adalah sebuah makam yang terletak tepat di luar Roma di tiga mil penanda Via Appia. Dibangun pada abad pertama SM untuk menghormati Caecilia Metella yang merupakan putri Quintus Caecilius Metellus Creticus, seorang konsul pada 69 SM, dan istri Marcus Licinius Crassus yang bertugas di bawah Julius Caesar. (Carole Raddato/Wikipedia Commons)

Beton Romawi terbuat dari mortar dan adonan material semi-cair, yang terdiri atas pecahan batu atau batu bata. Adonan material terbuat dari potongan batu yang agak besar (seukuran kepalan tangan), berbeda dengan semen modern yang digiling halus untuk menciptakan permukaan yang rata dan halus. (Carole Raddato/Wikipedia Commons)

Hal itu dibuktikan dalam beberapa area beton pada Makam Caecilia Metella terus berkembang lewat renovasi jangka panjang. Penguatan ini berpotensi berkontribusi untuk meningkatkan kinerja mekanis, dan ketahanan menghadapi kegagalan dari berbagai bahan kuno yang merapuh.

Jackson dan tim memahami keberhasilan orang Romawi membentuk beton yang canggih, dapat mendorong pembuatan bangunan yang ramah lingkungan. Bahan beton yang dibuat pada masanya diperkirakan bisa mengurangi emisi energi dari produklsi dan pemasangan beton hingga 85 persen, dan meningkatkan umur 50 tahun daripada beton yang ada kini.

"Berfokus pada perancangan beton modern dengan zona antar muka yang terus diperkuat mungkin memberi kami strategi lain untuk meningkatkan daya tahan bahan konstruksi modern,” kata Admir Masic, anggota penelitian dari departemen yang sama dengan Seymour.

"Melakukan ini melalui integrasi 'kebijaksanaan Romawi' yang telah terbukti waktu memberikan strategi berkelanjutan yang dapat meningkatkan umur panjang solusi modern kami dengan urutan besarnya."

 Baca Juga: Kisah Julius Caesar Muda yang Ternyata Pernah Diculik oleh Bajak Laut