'Sepupu' Viagra Dapat Membakar Lemak dan Mengurangi Obesitas

By Ricky Jenihansen, Kamis, 14 Oktober 2021 | 17:00 WIB
Penelitian baru menemukan bahwa obat yang disebut 'sepupu viagra' dapat membakar lemak, meningkatkan fungsi jantung dan mengurangi obesitas. (FREEPIK)

Para peneliti menemukan, bahwa inhibitor kimia atau zat yang menghambat enzim PDE9 dapat merangsang sel untuk membakar lebih banyak lemak. Menghambat PDE9 tidak menyebabkan perubahan ini pada tikus betina yang memiliki ovarium, sehingga status hormon seks betina penting dalam penelitian ini.

"Saat ini, tidak ada pil yang terbukti efektif untuk mengobati obesitas parah, namun obesitas seperti itu adalah masalah kesehatan global yang meningkatkan risiko banyak penyakit lain," kata para peneliti.

Menurut para peneliti, yang membuat temuan mereka menarik adalah bahwa mereka menemukan obat oral yang mengaktifkan pembakaran lemak pada tikus. Dan itu dapat mengurangi obesitas dan penumpukan lemak di organ seperti hati dan jantung yang berkontribusi terhadap penyakit, dan itu adalah hal yang baru.

Baca Juga: Viagra Dapat Menyembuhkan Hipotermia, Perlukah Pendaki Membawanya?

Setelah ditempatkan pada diet tinggi lemak, tikus dipilih untuk menerima penghambat PDE9 atau plasebo. (David Kass)

Studi tersebut mengikuti penelitian yang dilaporkan oleh laboratorium yang sama pada tahun 2015 yang pertama kali menunjukkan enzim PDE9 hadir di jantung dan berkontribusi terhadap penyakit jantung yang dipicu oleh tekanan darah tinggi. Memblokir PDE9 meningkatkan jumlah molekul kecil yang dikenal sebagai GMP siklik, yang pada gilirannya mengontrol banyak aspek fungsi sel di seluruh tubuh. PDE9 adalah sepupu enzim protein lain yang disebut PDE5, yang juga mengontrol GMP siklik dan diblokir oleh obat-obatan seperti Viagra.

Berdasarkan hasil ini, para peneliti menduga penghambatan PDE9 dapat meningkatkan sindrom kardiometabolik (CMS). Sindrom tersebut merupakan sebuah konstelasi kondisi umum termasuk tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, kolesterol dan trigliserida, dan kelebihan lemak tubuh, terutama di sekitar pinggang. CMS dianggap sebagai pandemi oleh para ahli medis dan merupakan faktor risiko utama penyakit jantung, stroke, diabetes tipe 2, kanker, dan COVID-19.

Sementara inhibitor PDE9 tetap eksperimental, mereka telah dikembangkan oleh beberapa perusahaan farmasi dan diuji pada manusia untuk penyakit seperti Alzheimer dan sel sabit. Studi tikus saat ini menggunakan inhibitor PDE9 yang dibuat oleh Pfizer Inc. yang pertama kali diuji untuk penyakit Alzheimer.

Baca Juga: Tiga Gen yang Digdaya Mencegah Kegemukan, Kabar Sains Terbaru