Mahasiswa Ini Temukan Jantung Atlet Kulit Hitam Lebih Berisiko

By , Kamis, 21 Agustus 2014 | 15:39 WIB

Seorang mahasiswa berusia 18 tahun membuat terobosan ilmiah yang bisa menyelamatkan hidup para atlet kulit hitam dengan kelainan jantung yang tak terdiagnosa.

Hipertrofi kardiomiopati (Hypertrophic Cardiomyopathy) bisa mengakibatkan jantung mendadak berhenti berdetak.

Henry Roth, asal Hampshire, membuktikan bahwa untuk atlet kulit putih dan kulit hitam, harus dilakukan pemeriksaan yang berbeda.

Seorang ahli jantung yang mendampingi Henry dalam penelitian itu mengatakan bahwa ia "terpana" dengan penemuan itu.

Henry tergerak melakukan penelitian itu menyusul kematian paman kandungnya di usia 21 tahun.

Proyek penelitian itu bermula dari sebuah pembicaraan dengan seorang kardiologis di RS St George di London, ketika ia memeriksakan jantungnya.

Dalam diskusi itu mereka membicarakan bagaimana atlet kulit hitam memiliki risiko lebih tinggi, dan sang dokter tertarik untuk mengkaji lebih jauh cara pemeriksaan jantung yang lebih seksama.

Jantung lebih tebal

Hipertrofi kardiomiopati (Hypertrophic Cardiomyopathy) merupakan penyakit bawaan yang ditandai penebalan pada otot jantung, meningkatkan risiko jantung tiba-tiba berhenti berdetak.

Latihan yang keras bisa pula mengakibatkan penebalan jantung, karenanya sebagian atlet bisa jadi tak menyadari bahwa mereka menderita masalah ini.

Pemain Bolton, Fabrice Muamba ambruk di lapangan tahun 2012 ketika jantungnya berhenti mendadak, padahal ia digambarkan sebagai salah satu pemain paling bugar di Bolton, klub yang tahun lalu tergusur dari Liga Primer. .

Pemain timnas Kamerun, Marc-Vivien Foe, tewas di tengah pertandingan semifinal Piala Konfederasi tahun 2003 melawan Kolumbia.

Studi yang dilakukan Henry membuktikan adanya perbedaan antara atlet kulit hitam dan kulit putih.