Nationalgeographic.co.id—Dryads, Hamadriad atau nimfa pohon, muncul dalam beberapa legenda dan mitologi Yunani. Mereka populer di kemudian hari, dimana seni dan sastra sering menggambarkannya sebagai roh pohon yang indah dan misterius.
Beberapa tulisan dan literatur Yunani, terdapat beberapa jenis Hamadriad. "Roh pohon buah-buahan, misalnya, adalah Meliades, yang dapat ditemukan di kebun buah-buahan maupun di hutan," tulis Greenberg.
Mike Greenberg menulis kepada Mythology Source, dalam artikelnya berjudul What Were the Hamadryads in Greek Mythology?. Artikelnya dipublikasi pada 8 Maret 2021. Terdapat banyak jenis nimfa atau roh pohon dalam mitologi Yunani.
"Roh pohon yang paling unik dan penuh teka-teki adalah hamadriad," tulisnya. Greenberg mengisahkan bahwa Hamadriad tidak seperti nimfa lainnya, mereka sangat terikat dengan alam sehingga kematian satu pohon dapat mengakhiri hidup mereka juga.
"Sementara banyak dewa dalam mitologi Yunani, kemungkinan memiliki ikatan dengan tradisi keagamaan yang lebih kuno. Hamadriad mewakili pandangan dunia alam yang mungkin merupakan salah satu kepercayaan tertua di Eropa," tambahnya.
Para dryads adalah peri pohon dalam mitologi Yunani kuno. "Seperti nimfa lainnya, mereka adalah roh feminin dari alam. Mereka dikatakan sangat pemalu, dengan banyak yang hanya menampakkan diri mereka kepada Artemis (dewi perburuan, alam liar, hewan liar, perawan, dan perbukitan)," jelasnya.
Baca Juga: Penemuan Patung Hygieia, Dewi Kesehatan Dalam Mitologi Yunani di Turki
"Oleh karena itu, mustahil bagi manusia untuk mengetahui apakah dryads atau Hamadriad sekalipun, apakah berada di dekatnya, atau tidak," tulisnya lagi. Terdapat kepercayaan khusus mengenai Hamadriad.
"Mereka paling sering dikaitkan dengan pohon ek atau poplar," tambahnya. Tidak seperti nimfa lainnya, hidup mereka terikat pada nasib pohon tertentu. Sebagai dewa kecil, para dryads dapat berumur panjang.
"Berbeda dengan Hamadriad. Ia adalah dewi yang unik, sebagai salah satu dari sedikit jenis makhluk alam yang dapat dengan mudah dan rutin dibunuh oleh tindakan manusia.
"Hal itu dapat terjadi karena Hamadriad terhubung kepada pohon tertentu daripada hutan atau jenis pohon, sehingga jika pohon mereka ditebang atau dihancurkan, mereka juga akan demikian (mati)," lanjut Greenberg.
Menebang atau menghancurkan pohon akan mengakhiri kehidupan hamadriad yang hidup di dalamnya. Karena hamadriad sangat rentan, para dewa melindungi pohon di tempat mereka tinggal.
"Manusia yang menebang atau merusak salah satu pohon, bisa jadi akan mendapat hukuman berat, karena membunuh mereka, bahkan sekalipun secara tidak sengaja," imbuhnya. Untuk mencegah hal ini, penebang Yunani biasanya mempersembahkan korban kepada nimfa pohon sebelum dan sesudah mereka bekerja.
"Dengan memberikan pendamaian, atau persembahan kepada pohon yang ditebang, mereka berharap untuk menenangkan para dewa dan arwah para dryads yang mungkin telah mereka sakiti," terangnya.
Baca Juga: Mengenal 12 Titan dalam Mitologi Yunani Sebelum Kejayaan Olympus
Orang-orang Yunani juga sadar akan bahayanya melukai salah satu bidadari yang mendapat perlindungan para dewa. Sebaliknya, ketika nimfa-nimfa itu dirawat, orang yang merawatnya akan mendapat hadiah dari dewa pelindung pohon para dryads.
Hamadriad diyakini oleh beberapa orang, tidak hanya sebagai penghuni pohon, banyak juga hamadriad menjadi ibu dari hasil pernikahannya dengan manusia. Satu contoh, Hamadriad jatuh cinta dengan seorang penebang kayu yang menyelamatkan pohonnya dari kehancuran dalam banjir.
Kisah-kisah tentang hamadriad yang ditemukan di pohon-pohon di sepanjang sungai, melestarikan ingatan akan pohon-pohon suci, budaya pra-Yunani. Mitologi ini banyak ditemukan dalam relief dan gambar peninggalan Romawi.
Pesan moral yang disampaikan dalam mitologi tersebut, bahwa orang Yunani tidak pernah tahu pohon mana yang dianggap suci, artinya pohon mana yang menampung dryads.
"Maka dari itu, mereka mengambil tindakan pencegahan dengan berasumsi bahwa semua pohon dikaitkan dengan kehidupan nimfa, sehingga mereka memilih untuk tidak merusak pohon-pohon yang ada," pungkas Greenberg.