Di Amerika, Banyak Penderita Kanker Payudara Menggunakan Ganja

By Ricky Jenihansen, Rabu, 13 Oktober 2021 | 12:00 WIB
Hampir setengah orang dewasa di Amerika Serikat yang menderita kanker payudara menggunakan ganja. (Ricky Jenihansen)

Nationalgeographic.co.id—Penelitian baru yang dipublikasikan oleh Wiley early online mengungkapkan bahwa hampir setengah orang dewasa di Amerika Serikat yang menderita kanker payudara menggunakan ganja. Hal itu umum terjadi di samping pengobatan kanker untuk mengelola gejala dan efek samping. Namun, kebanyakan pasien tidak mendiskusikan penggunaan ganja dengan dokter mereka.

Seperti diketahui, di sebagian negara bagian di Amerika Serikat memang dilegalkan untuk rekreasi dan pengobatan atau ganja medis. Namun, temuan tersebut menunjukan bahwa pasien membutuhkan lebih banyak informasi dari dokter tentang potensi manfaat dan risiko ganja. Temuan tersebut telah dipublikasikan di jurnal CANCER, jurnal peer-review dari American Cancer Society.

Dijelaskan, penderita kanker sering mengalami nyeri, kelelahan, mual, dan kesulitan lain yang timbul akibat kanker dan pengobatannya. Beberapa beralih ke ganja untuk menghilangkan gejala mereka, tetapi banyak dokter merasa bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendiskusikan ganja dengan pasien mereka.

Padahal, saat ini pengetahuan seperti itu sangat penting karena kanker ditetapkan sebagai kondisi yang memenuhi syarat di hampir semua negara bagian dengan program ganja medis. Penyelidik baru-baru ini melakukan survei online anonim untuk memeriksa penggunaan ganja di antara orang dewasa yang didiagnosis menderita kanker payudara dalam waktu lima tahun dan merupakan anggota komunitas kesehatan daring Breastcancer.org dan Healthline.com.

Baca Juga: Bagaimana Dampak Bahaya Merokok Ganja terhadap Bayi dan Ibu Hamil?

Ilustrasi kanker payudara. (iStock Images)

Dari hasil survei tersebut, diketahui sebagai berikut:

Penulis utama studi, Marisa Weiss, MD, dari Breastcancer.org dan Lankenau Medical Center di dekat Philadelphia, Pennsylvania mengatakan dalam rilis wiley, bahwa sebagian besar peserta percaya bahwa produk ganja aman dan tidak menyadari bahwa keamanan banyak produk belum teruji.

"Studi kami menyoroti peluang penting bagi penyedia (layanan kesehatan) untuk memulai percakapan informasi tentang ganja medis dengan pasien mereka, karena bukti menunjukkan bahwa banyak yang menggunakan ganja medis tanpa sepengetahuan atau bimbingan kami,” kata Weiss.

Baca Juga: Peneliti Mengungkap Sejarah Domestikasi Ganja Melalui Sekuens Genom

Pasien seharusnya tidak boleh menggunakan ganja sebagai alternatif pengobatan kanker standar. (123rf)

Menurutnya, tidak mengetahui apakah pasien kanker mereka menggunakan ganja atau tidak adalah titik buta utama dalam kemampuan mereka untuk memberikan perawatan yang optimal. Pasien seharusnya tidak boleh menggunakan ganja sebagai alternatif pengobatan kanker standar, dan dokter harus memberi tahu pasien tentang penggunaan ganja yang aman dan efektif sebagai tambahan untuk rencana pengobatan kanker mereka.

"Sebagai penyedia layanan kesehatan, kami perlu melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk memulai percakapan informasi tentang ganja medis dengan pasien kami untuk memastikan gejala dan efek sampingnya dikelola secara memadai sambil meminimalkan risiko potensi efek samping, interaksi pengobatan, atau ketidakpatuhan terhadap pengobatan standar karena informasi yang salah tentang penggunaan ganja medis untuk mengobati kanker," kata Weiss.

Baca Juga: Rastafarianisme: Gerakan Spiritual dan Kelahirannya di Afrika