Memetakan Jalan Romawi yang Menjadi Pepatah 'Banyak Jalan Menuju Roma'

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 17 Oktober 2021 | 11:10 WIB
Romawi memiliki banyak jalan di dalam kekaisarannya. Tapi apakah semua jalan terhubung ke kota Roma, seperti frasa pepatah? (Zika Zakiya)

"Banyak jalan menuju Roma."

Nationalgeographic.co.id - Begitulah frasa yang biasa kita dengar sebagai penyemangat untuk mencari cara menggapai apa yang diharapkan. Jika suatu jalan tertutup atau gagal, masih ada jalan lain yang akan membawa kepada impian kita, entah itu berliku, lurus, lebih dekat, atau lebih jauh.

Eropa memang ada banyak jalan yang dibangun sejak zaman Romawi kuno. Kekaisaran itu pada masa terluasnya, kekuasaannya terbentang dari Gibraltar hingga Timur Tengah, sehingga perlu jalan untuk menyalurkan pajak untuk keberlangsungan.

2015 lalu, para peneliti dari Moovel Lab yang merupakan tim desain perkotaan Jerman, membuat titik-titik yang seragam hampir pada 50.000 lokasi di seluruh Benua Eropa. Tapi bukan berarti titik-titik ini adalah penanda kota kuno atau modern, melainkan tempat acak untuk memulai perjalanan ke Roma, ibu kota kekaisaran Romawi.

Baca Juga: Kereta Upacara Romawi Ditemukan di Pompeii, Terkubur 2.000 Tahun

"Kami telah menggunakan pemodelan komputer untuk melihat rute yang paling mungkin atau paling logis yang menghubungkan dua titik di lanskap, dan kemudian membandingkannya dengan pengetahuan kami tentang jalan Romawi untuk melihat apakah mereka serupa," kata César Parcero-Oubiña, arkeolog lanskap dari Institute of Heritage Sciences, Madrid, Spanyol, dikutip dari Live Science.

"Rute modern sering kali sama dalam banyak kasus jika Anda pergi dan datang dari tempat yang juga merupakan kota Romawi."

Pada tampilan peta itu, tergambar jalur tebal yang sangat kuat mengarah ke Roma dari Berlin, Paris, Moskow, St. Petersburg, dan Istanbul. Memang secara gambar terhubung, tetapi anggota proyek itu menjelaskan bahwa hasil ini tidak benar-benar membuktikan bahwa semua jalan di Eropa mengarah ke Roma.

"Proyek kami tidak benar-benar menjawab pertanyaan apakah semua jalan mengarah ke Romawi," kata Philipp Schmitt, salah satu desainer magang pada karya seni tersebut, dikutip dari LiveScience. "[Proyek] Itu adalah eksplorasi pertanyaan yang menyenangkan 99 persen."

Baca Juga: Harapan Bangunan Ramah Lingkungan: Belajar dari Makam Orang Romawi

Jalan yang menghubungkan Roma dalam rekayasa yang dibuat para peneliti Moovel Lab. Rute yang dibuat tidak sepenuhnya valid, karena menggunakan 500.000 titik khayal yang menghubungkan Roma. (Benedikt Groß, Raphael Reimann and Philipp Schmitt)

Namun apa yang dibuat oleh Parcero-Oubiña, Schmitt, dan tim mendapatkan informasi penting, bahwa ternyata masih banyak infrastruktur jalan Eropa yang ada saat ini, dirancang untuk menghubungkan kota-kota besar dengan Romawi.

Infrastruktur seperti jalan yang masih tersisa ini seperti warisan kekaisaran kuno itu, sebagai penerus peninggalan itu walau sangat berbeda dari yang aslinya. Jalan itu berganti bahan, dan posisi dalam jangka waktu yang sangat lama.

"Jalan raya yang baru dibangun menghindari tempat-tempat berpenduduk untuk menghemat uang dalam memperoleh tanah, jadi itu berarti beberapa jalan raya baru tidak selalu selaras dengan rute Romawi lama," terang Parcero-Oubiña.

Ia menambahkan, Romawi membangun jalan begitu banyak tergantung kepentingannya masing-masing. "Logika tentang cara kerja kerajaan kuno tidak begitu berbeda dengan negara modern. Bangsa Romawi tidak jauh berbeda dengan kita; mereka hanya berusaha meminimalkan rute untuk menghemat waktu."

Baca Juga: Terungkap, Begini Penampakan Lapak Kaki Lima 2.000 Tahun Lalu

Struktur jalanan kekaisaran Romawi yang berbatu. Cara ini lebih memudahkan kendaraan beroda pada masanya melintas. (Antranias/Pixabay)

Jalan yang menghubungkan kota-kota di dalam Kekaisaran Romawi berbahan canggih pada masanya. Jalanan itu terbuat dari batu, tanah, dan lempengan batu besar di atasnya, membuatnya bisa diakses oleh kendaraan beroda dan hewan, daripada jalan biasa berlumpur saat ini. 

"Mereka tidak rata, tetapi semacam kubah yang memungkinkan drainase dibuat dengan tepat," lanjutnya. Jalan itu biasanya dibangun pada sebuah kota ke kota-kota penting lainnya biasanya setelah dianeksasi dengan baik oleh Romawi, maupun musuhnya. Bila suatu kota tidak memiliki jalan, maka tidak akan cukup amat untuk melakukan perjalanan di tempat terbuka.

Selain mempermudah urusan pajak sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, jalan di masa Romawi juga berfungsi untuk mempercepat ekonomi dan perdagangan, serta memobilisasi militer di garis depan di perbatasan.

Baca Juga: Seperti Stadion Saat Ini, Amfiteater Zaman Romawi Punya Fasilitas VIP

Sementara jalan utama berbahan batu, jalan sekunder (mungkin bisa dianggap jalan kecil) biasanya tidak diaspal. Jalan ini hampir mirip jalan setapak yang lebih rapi menghubungkan antar kota kecil, dan tidak terhubung jalan ke Roma.

Parcero-Oubiña menyimpulkan, sebenarnya tidak semua jalan mengarah ke Roma. Frasa 'banyak jalan menuju Roma' bisa jadi salah, karena kebanyakan orang yang pergi ke Roma pada masanya tidak menggunakan jalan raya.

"Koneksi lewat laut jauh lebih bermanfaat karena lebih cepat dan lebih murah," ungkapnya. "Jika Anda ingin pergi dari Iberia (Spanyol) barat ke Roma, misalnya, Anda mungkin menggunakan perahu, bukan kuda dan kereta."