Penemuan Botol Bayi Prasejarah Mengungkapkan Bagaimana Bayi Disusui

By Sysilia Tanhati, Kamis, 14 Oktober 2021 | 10:00 WIB
Penemuan bejana bayi mengungkapkan aktivitas pemberian makan bayi zaman itu. Orang tua prasejarah menggunakan susu hewan untuk menyusui bayinya. (Enver-Hirsch/Wien Museum)

Nationalgeographic.co.id—Penemuan bejana kecil berbentuk lucu dari zaman prasejarah mengungkapkan manfaat pentingnya tidak berubah hingga kini. Tiga buah bejana ditemukan dari penggalian sepasang kuburan anak-anak zaman Perunggu dan Besi, di Jerman.

Bejana kuno ini menunjukkan bahwa aktivitas menyusui zaman prasejarah tidak terlalu berbeda dengan zaman modern. bejana ini juga ditemukan dalam bentuk hewan mitos yang lucu dengan kaki dan kepala. Berukuran kecil dan memiliki cerat di mana cairan dapat dituangkan. Sama seperti zaman modern, bentuknya yang lucu mungkin untuk menghibur atau membujuk bayi agar mau menyusu.

Awalnya para arkeolog menyimpulkan bahwa bejana ini digunakan untuk pemberian minum bagi orang sakit atau lansia. Lainnya berteori soal pemberian makan untuk bayi atau aktvitas menyusui.

Sebuah penelitian pun dilakukan untuk memperkuat teori aktivitas menyusui bayi di kala itu. Untuk mengetahui cairan apa yang pernah disimpan dalam bejana, peneliti menggunakan teknik analisis residu organik. Pengeboran yang sangat halus dilakukan untuk menghasilkan bubuk keramik. Bubuk tersebut kemudian diolah dengan teknik kimia yang mengekstrak molekul yang disebut lipid. Lipid ini berasal dari lemak, minyak, dan lilin alam, dan biasanya terserap ke dalam bahan perkakas prasejarah selama memasak.

Untungnya, lipid ini sering bertahan selama ribuan tahun. Teknik ini digunakan untuk mengetahui jenis makanan apa yang dimasak manusia prasejarah di pot kuno mereka. Tampaknya mereka memakan banyak hal yang kita makan hari ini, termasuk berbagai jenis daging, produk susu, ikan, sayuran, dan madu.

Hasil penelitian bejana tersebut menunjukkan bahwa wadah tersebut berisi susu dari hewan pemamah biak, seperti sapi, domba, maupun kambing. Susu hewani digunakan sebagai makanan tambahan saat penyapihan. Residu susu hewan, botol berbentuk binatang, dan ditemukan di kuburan bayi memperkuat teori bahwa bejana ini digunakan oleh bayi.

Baca Juga: Sains Singkap Bayi Tertawa Seperti Kera Ketika Awal Kehidupannya

Adegan keluarga prasejarah berdasar temuan arkeolog yang menunjukkan bayi diberi makan menggunakan botol bayi. (Christian Bisig / Archäologie der Schweiz)

Susu hewani tersedia ketika manusia mengubah gaya hidup mereka dan menetap di komunitas pertanian. Ini menjadi awal dari pertanian, di mana mereka pertama kali memelihara sapi, domba, kambing, dan babi. Tulang sapi, domba, dan kambing banyak ditemukan di lokasi pemukiman zaman prasejarah.

Penelitian ini juga memaparkan soal “transisi demografi neolitik”, yaitu transisi dari masa pemburu ke komunitas berbasis pertanian.  Para ibu dari masa pemburu cenderung menyusui selama beberapa tahun dan lebih jarang melahirkan.

Pemilihan bejana makan Zaman Perunggu Akhir. Temuan asal Wina, Oberleis, Vösendorf dan Franzhausen-Kokoron (dari kiri ke kanan), bertanggal sekitar 1200 hingga 800 SM. (Katharina Rebay-Salisbury)

Pada masa komunitas berbasis pertanian, penggunaan susu hewani untuk bayi meningkatkan nutrisi dan berkontribusi pada peningkatan angka kelahiran. Ini menyebabkan periode menyusui dan jarak kelahiran yang lebih pendek. Akibatnya, populasi manusia meningkat secara signifikan dan begitu pula ukuran pemukiman. Pemukiman pun akhirnya berkembang menjadi kota–kota seperti yang kita kenal sekarang.

Penelitian ini memberi kita wawasan yang lebih besar tentang kehidupan ibu dan bayi di masa lalu. Rebecca Gowland, seorang bioarkeolog dari Universitas Durham, memaparkan fakta bahwa bayi di bawah enam bulan diberi susu hewani, kemudian meninggal dan dikubur dengan botol susu mereka. Ini dapat menunjukkan bahwa pemberian susu hewani pada bayi memiliki risikonya sendiri. Meskipun merupakan sumber nutrisi yang berharga, susu yang tidak dipasteurisasi membawa risiko kontaminasi bakteri pada bayi.

Dari sini kita mengetahui bahwa orang tua di zaman prasejarah sama-sama merawat anaknya dengan penuh cinta seperti zaman sekarang.