Apakah Lubang Hitam yang Menelan Bintang Akan Menghasilkan Neutrino?

By Ricky Jenihansen, Selasa, 19 Oktober 2021 | 14:00 WIB
Ilustrasi lubang hitam menelan bintang. (DESY, Science Communication Lab)

Pengamatan DilakukanPada penelitian ini, para peneliti menggunakan Very Large Array, teleskop radio terbesar di dunia, yang terdiri dari 27 antena parabola di dekat Socorro, New Mexico. Peneliti juga menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di Chili. Tim peneliti dapat mengamati AT2019dsg, sekitar 750 juta tahun cahaya.

Selama lebih dari 500 hari setelah lubang hitam mulai memakan bintang. Pengamatan radio yang ekstensif menjadikan AT2019dsg sebagai gangguan pasang surut yang paling banyak dipelajari hingga saat ini. Pengamatan itu mengungkapkan bahwa kecerahan radio mencapai puncaknya sekitar 200 hari setelah peristiwa tersebut terjadi.

Baca Juga: Lima Hal yang Membuat Kita Yakin bahwa Lubang Hitam Benar-Benar Ada

Very Large Array, teleskop radio terbesar di dunia, yang terdiri dari 27 antena parabola di dekat Socorro, New Mexico. (Ricky Jenihansen)

Menurut data, jumlah total energi yang keluar setara dengan energi yang dipancarkan Matahari selama 30 juta tahun. Meskipun kedengarannya mengesankan, neutrino kuat yang terlihat pada 1 Oktober 2019 akan membutuhkan sumber 1.000 kali lebih kuat.

Tim peneliti menyimpulkan, tidak mungkin neutrino berasal dari gangguan pasang surut khusus tersebut. Namun, jika itu terjadi, para astronom masih jauh dari memahami gangguan pasang surut dan bagaimana mereka meluncurkan neutrino.

Untuk diketahui, TDE AT2019dsg pertama kali ditemukan pada 9 April 2019 oleh Zwicky Transient Facility di California Selatan. Neutrino, yang dikenal sebagai IceCube-191001A, terdeteksi oleh IceCube Neutrino Observatory di Kutub Selatan enam bulan kemudian.

Baca Juga: Misteri Ukuran Lubang Hitam Terungkap Berdasarkan Pola Makannya