Berjumpa Kembali Bersama Sang Maestro Kesayangan Dewa

By , Jumat, 19 September 2014 | 22:00 WIB
 
"Tari Kecak" karya I Gusti Nyoman Lempad pada 1930-an. Tinta, sinabar dan perada (gold leaf) di atas kertas; 35 x 35 cm. (Ganesha Collection, USA)

Dalam pameran karya sang maestro, juga diluncurkan sebuah buku berjudul Lempad of Bali. Buku luks tersebut berkisah tentang kehidupan sang maestro dan karya-karyanya, setebal 400 halaman lebih dengan taburan hampir 500 gambar—termasuk foto dan reproduksi lukisannya.

Seniman di Bali pada dasarnya seorang perajin amatir, bukan pesohor. Mereka berkarya dengan semangat, meskipun tak seorang pun memberikan pujian atas karya mereka. Tujuan mereka berkarya hanya untuk menyajikan hal terbaik kepada masyarakat, seperti dalam karya-karya ukir dan lukis yang membalut berbagai tempat suci.

Miguel Covarrubias yang berkunjung ke Bali pada 1930-an pernah mengatakan dalam bukunya yang laris The Island of Bali bahwa “Setiap orang di Bali tampak sebagai seniman.”