Sejarah Makanan Kaleng

By , Rabu, 1 Oktober 2014 | 17:27 WIB

Makanan awetan saat ini lebih banyak ditemukan terkemas kaleng. Terbayangkah jika makanan awetan dikemas dalam botol?

Pengawetan makanan pertama kali beredar dalam bentuk kering dan sudah ada sejak tahun 12.000 SM menurut National Center for Home Food Preservation.

Sebelum tahun 1800, koloni Amerika mengeringkan, memanggang, mengasinkan, atau mengasamkan makanan apa pun yang mereka produksi, sayangnya proses-proses ini tak selalu berhasil.

Botol sebagai wadah makanan awetanMakanan yang diawetkan cenderung terasa aneh, namun, mengasamkan makanan terasa lebih enak walaupun tak selalu bisa diandalkan, tergantung makanan apa yang diasamkan. Misalnya, kerang yang diasamkan tak dapat bertahan seminggu.

Masalah pengawetan makanan semakin parah di kala perang melanda. Malnutrisi menyerang militer hingga para pemimpinnya putus asa. Tahun 1795, Napoleon menawarkan hadiah 12.000 franc kepada siapapun yang bisa memberikan solusi efektif dalam pengawetan makanan untuk persediaan tentara yang jauh dari rumah.

Hadiah ini dimenangkan pada tahun 1810 oleh Nicolas Appert, seorang berkebangsaan Paris yang multi-talenta, penjual manisan dan anggur, juru masak, pembuat bir, dan pembuat acar, yang mengemas makanan yang dimasaknya ke dalam botol kaca, menutup botol tersebut dengan gabus, kawat, dan lilin penyegel, kemudian merebus botol selama 12 jam atau lebih dalam air.

Proses pengawetan makanan dengan panas oleh Appert dinamakan "appertisasi" yang kemudian menyebar di Amerika pada 1820. Namun hanya populer di waktu Perang Sipil. Faktor pendukung kepopuleran tersebut adalah terciptanya toples yang lebih bagus.

Toples bermulut lebar dan toples LightningPada tahun 1858, John Landis Mason mematenkan toples bermulut lebar dengan penutup dari sekrup seng. Pilihan toples ini lebih cocok untuk keperluan dapur ketimbang botol bertutup gabus, kawat, dan lilin yang diciptakan oleh Appert.

Tahun 1882, inovasi toples semakin dibuat lebih sederhana. Toples Lightning, oleh pebisnis Henry Putnam dari Bennington, Vermont. Toples Lightning memiliki tutup kaca yang terpasang dengan kawat penjepit. Karena ciptaannya ini, Putnam dan keturunannya menjadi orang kaya.

Edward Everett, anak tirinya, memulai karirnya menjajakan toples Lightning untuk ayah tirinya lalu menciptakan apa yang kita sebut sekarang sebagai botol bir. Ciptaannya ini membuat Everett kaya raya, sampai ia mendapat julukan "Raja Botol".

!break!

Kaleng sebagai pengganti toplesToples diciptakan sebagai wadah pengawetan makanan, tetapi pada abad ke-19 industri komersial lebih banyak menggunakan kaleng. Kaleng yang terbuat dari baja atau besi, kemudian dilapis dengan timah yang tidak mudah berkarat dipatenkan oleh pedagang Inggris, Peter Durand, pada tahun 1811, yang saat ini dikira mengambil ide tersebut dari Perancis.

Durand menjual hak paten tersebut kepada seorang insinyur bernama Bryan Donklin, yang membangun pabrik pengalengan komersial, "Preservatory" di Thames, di laur London. Tahun 1813, ia mengawetkan daging sapi, daging kambing, wortel, dan lobak menjadi makanan kalengan dan sangat berguna bagi Angkatan Laut Kerajaan. Ratu Charlotte, Bangsawan dari Wellington,dan Sir Joseph Banks telah mencobanya dan mengumumkan kelezatan makanan tersebut.

Kaleng tertua yang masih ada hingga saat ini dahulu menemani Sir William Parry dan berisi daging sapi muda, dalam pelayarannya tahun 1819 dalam pencarian Selat Barat Laut. Kaleng ini dimuseumkan di Science Museum, London.