Situasi Pandemi Membaik, Indonesia Siapkan Strategi Jangka Panjang untuk Kendalikan Penularan

By Yussy Maulia, Jumat, 15 Oktober 2021 | 15:12 WIB
Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) yang digelar oleh Komite Penanganan Covid‑19 dan Pemulihan Ekonomi (KPC PEN), Kamis (14/10/2021). (Tangkapan layar Youtube FMB9ID_IKP)

 

Nationalgeographic.co.id - Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Bakti Bawono Adisasmito menyatakan bahwa situasi pandemi Covid-19 di Indonesia mulai menuju ke arah yang lebih baik.

Hal itu ia sampaikan dalam Dialog Produktif Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) yang digelar oleh Komite Penanganan Covid‑19 dan Pemulihan Ekonomi (KPC PEN), Kamis (14/10/2021).

"Per 10 Oktober 2021 tidak ada kabupaten atau kota yang berada pada zona risiko tinggi. Dengan perbaikan situasi Covid-19 di berbagai wilayah, relaksasi kegiatan masyarakat secara bertahap dengan persiapan matang, bisa dilakukan," kata Wiku dalam keterangan resmi.

Beberapa strategi pun diterapkan oleh pemerintah guna mengendalikan dan mempertahankan situasi pandemi sekarang ini. Salah satunya melalui peta rancangan pedoman hidup bersama Covid-19.

Baca Juga: Program Vaksinasi RI Capai 100 Suntikan, Kemenkes Sebut Progres Penanganan Covid-19 Cukup Baik

Selain itu, program vaksinasi dan testing, tracing dan treatment (3T) terus didorong guna mengoptimalkan perlindungan kesehatan masyarakat dari hulu ke hilir.

Penggunaan aplikasi PeduliLindungi di berbagai tempat umum juga akan terus diimplementasikan agar upaya skrining dapat berjalan dengan mudah.

Terkait pembukaan kegiatan masyarakat bertahap, pemerintah juga telah menerapkan strategi berlapis. Pengawasan dan peninjauan terus dilakukan agar tidak terjadi lonjakan kasus lagi seperti sebelum-sebelumnya.

Pada pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, misalnya, Wiku menekankan agar setiap sekolah melakukan simulasi dari titik awal hingga akhir. Hal itu dilakukan untuk memastikan keamanan pengajar, siswa, maupun karyawan sekolah.

Setiap daerah juga memiliki kriteria berbeda dalam menentukan kapasitas orang yang hadir di sekolah. Setelah menentukan kapasitas, barulah pihak sekolah dapat menegaskan aturan protokol kesehatan.

Baca Juga: Masuki Gelombang 21, Kartu Prakerja Sentuh 11,4 Juta Penerima Manfaat

"Yang juga penting adalah kewaspadaan masyarakat. Di ruang publik tempat kegiatan, harus ada Satgas Prokes. Dengan demikian aktivitas masyarakat akan diawasi oleh masyarakat juga sehingga tidak ada ruang untuk terjadi penularan tanpa terdeteksi dan dapat dicegah lebih awal,” papar Wiku.