Nationalgeographic.co.id – Program Kartu Prakerja telah memasuki gelombang ke-21 dan menjangkau lebih dari 11,4 juta penerima manfaat.
Dalam pelaksanaannya, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyebut, hampir 99 persen penerima manfaat telah menyelesaikan program pelatihan mereka.
Beberapa diantaranya bahkan telah memiliki usaha sendiri dan menginspirasi penerima manfaat lainnya.
“Per semester 1 di tahun 2021, 99 persen peserta telah menyelesaikan pelatihan. Kisah sukses para peserta Kartu Prakerja tersebut juga sangat memotivasi,” lanjut Denni.
Baca Juga: Delapan Benda Buatan Tiongkok Kuno yang Mengejutkan Dunia Barat
Kartu Prakerja, kata Denni, tidak hanya bertujuan untuk memberikan insentif kepada masyarakat, tetapi juga menjadi media untuk menambah kemampuan baru.
“Tujuan utama program Kartu Prakerja adalah memberikan pancing dalam bentuk pelatihan peningkatkan kompetensi, bukan memberikan ikannya,” ungkap Denni melalui pernyataan resmi, Jumat (24/9/2021).
Terkait dengan program Kartu Prakerja selama pandemi Covid-19, Pengamat Ekonomi CORE Yusuf Rendy Manilet menyatakan, Kartu Prakerja awalnya didesain bukan untuk pandemi, melainkan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Namun, saat ini Kartu Prakerja telah menjadi bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) klaster perlindungan sosial dan menyediakan pilihan kelas pelatihan yang sangat beragam sehingga dinilai inklusif.
Baca Juga: Tiongkok Akan Berhenti Membangun PLTU Batu Bara di Luar Negeri
Dengan adanya nilai tambah di atas, Rendy menyebut, Kartu Prakerja bisa menjadi bantalan sementara di masa pandemi. Sebab, penerima manfaat akan mendapatkan pelatihan kompetensi serta insentif yang dapat meningkatkan daya beli.
“Program ini sangat berpotensi menjadi acuan dan pilar pengembangan sumber daya manusia di Indonesia, serta menjadi sarana inkubasi mendukung upaya pemerintah dalam mencetak wirausaha," ujarnya.
Penulis | : | Fathia Yasmine |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR