Survei Ramah Lingkungan Atas 18 Negara Membuktikan...

By , Minggu, 23 November 2014 | 15:50 WIB

6. Semakin tidak "hijau", semakin tidak merasa bersalah. 

Orang-orang Inggris, Jerman, dan Swedia adalah konsumen yang tidak mudah merasa menyesal, dan juga yang pantang mengganti cara hidup. "Orang utara kerap memberikan tanggung jawab ini kepada pemerintah, bukan masing-masing. Ada kekurangan dalam rasa kepemilikian," kata Eric Whan, dari GlobeScan.

Ilustrasi: daging dan telur (Thinkstockphoto)

7. Harapan dan potensi yang belum digali ada di dunia yang berkembang. 

Walaupun konsumen di negara yang paling ramah lingkungan merasa kurang mampu untuk bertindak lebih banyak, mereka adalah yang paling cepat paham akan pengambilan langkah berikutnya agar membuahkan sebuah usaha yang besar. Ketika diberikan informasi mengenai dampak pribadi terkait dengan lingkungan, orang Meksiko, Brasil, India, dan Argentina akan berusaha untuk memperbaiki cara hidup mereka, misalnya dengan mengurangi konsumsi daging.

Namun, ada beerbagai hal yang mengganggu pertumbuhan negara berkembang. Seperti konsumen Tiongkok yang sekarang melihat rumah mewah sebagai tujuan hidup penting.

8. Peningkatan usaha memperbaiki, menggunakan kembali, dan mendaur ulang. 

Kebutuhan ekonomi mungkin menjadi salah satu faktor yang mengurangi pemborosan. 17 dari 18 negara yang diuji mengatakan bahwa mereka lebih memilih memperbaiki ketimbang mengganti barang yang rusak, seperti konsumen Tiongkok dan Jerman. Amerika dan Prancis lebih memilih membeli barang bekas pakai, sedangkan Kanada, Inggris, dan Australia adalah yang paling suka mendaur ulang.