Danau Toba: Kandidat <i>Geopark</I> Dunia, tapi Memprihatinkan

By , Selasa, 7 Oktober 2014 | 14:16 WIB

Dia juga menyoroti perusakan hutan di sekitar Toba, oleh perusahaan, kelompok, bahkan perorangan, diberikan izin pemerintah. Mereka ini mengantongi izin, misal  hutan tanaman industri (HTI) kepada PT TPL, dan izin pengelolaan kayu (IPK) kepada PT GDS.

Dampak bergam perizinan ini, pada 2012, tutupan hutan di sekitar Toba tinggal 57.604,88 hektar atau 15,27 persen. Angka ini, katanya, jauh dari minimal 30 persen dari luas hutan 356.800 hektar di sana.

Dia menyatakan, jika tidak segera diselamatkan, mustahil target geopark dunia terwujud. Padahal, katanya, kala pengelolaan baik Toba bisa menghasilkan pendapatan daerah, sekaligus membantu peningkatan ekonomi masyarakat adat di sekitar kawasan.

Akhyaruddin mengatakan, Indonesia punya satu geopark Kaldera Batur di Bali. Ada lima yang diinisiasi menjadi geopark dunia, yakni, Raja Empat, Gunung Sewu, Rinjani, Maranginjani, dan Toba. Dia menyatakan, saat ini fokus menjadikan Toba anggota Global Geopark Network.

Namun, Toba harus ditata baik, sekaligus menjaga keutuhan dan kelestarian kawasan hingga bisa menjadi aset dunia.

Akhyaruddin berharap, dengan status geopark dunia nanti, lingkungan Toba bisa lebih terjaga. Jika tidak, danau ini terancam bahkan bisa hilang, atau menjadi lumpur air. Saat ini saja, wisatawan sudah dilarang minum air karena bisa terkena diare.

Geopark awalnya menonjolkan geologi, ujung-ujungnya pariwisata dan ekonomi kreatif. Mari kita dukung, paling tidak September 2015 bisa lolos, kalau tidak akhir 2016.”

Bupati Samosir Mangindar Simbolon, menyatakan, tujuh kabupaten yang berada di sekitar Toba, perlu perbaikan dengan menjaga kearifan lokal. Sebagai pematik, bisa lewat peninggalan-peninggalan sejarah geologi.

Namun, Mangindar mengakui, selama ini koordinasi masih lemah. Ke depan, katanya, selain pemberdayaan lokal, koordinasi antara pemegang kebijakan perlu ditingkatkan. “Tidak mudah menjalin kebersamaan dengan enam kabupaten lain.”

Secara terpisah Gatot Pujo Nugroho, Gubernur Sumut mengungkapkan, berdasarkan kunjungan tim advisor GGN ke Toba Agustus lalu, geopark kaldera Toba memenuhi syarat menjadi anggota.

Gatot menyebutkan, infrastruktur dan kelembagaan dan pelestarian lingkungan Toba harus diperkuat. Dengan status geopark ini, kepedulian pelestarian Toba harus makin meningkat.