Nationalgeographic.co.id – Ajakan cuci tangan pakai sabun begitu santer semenjak pandemi Covid-19 melanda. Bahkan, cuci tangan pakai sabun menjadi satu dari protokol kesehatan 3M yang wajib dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19.
Kesadaran masyarakat untuk menjadikan cuci tangan pakai sabun sebagai kebiasaan juga meningkat. Survei Perilaku Masyarakat yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (13/7/2021) hingga Kamis (21/7/2021) menunjukkan proporsi populasi di kabupaten/kota Indonesia yang menerapkan kebiasaan ini meningkat jadi 75 persen.
Proporsi tersebut meningkat jika dibandingkan data yang didapat dari survei serupa pada 2018. Saat itu, proporsi populasi yang sadar melakukan cuci tangan pakai sabun berada di bawah 50 persen.
Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Reisa Broto Asmoro mengatakan, perubahan perilaku masyarakat tersebut berdampak positif.
“Terbukti, cuci tangan pakai sabun terkesan remeh, tapi ternyata sangat penting dan kontribusinya signifikan dalam mengantar kita ke situasi yang lebih kondusif ini,” ujarnya.
Namun, menurutnya, cuci tangan tidak hanya dapat mencegah terjangkit Covid-19 tetapi juga sejumlah penyakit mematikan, terutama pada anak-anak. Hal itu ia sampaikan bertepatan dengan peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun pada Jumat (15/10/2021).
Baca Juga: Cara Efektif Melatih Kebiasaan Cuci Tangan
Reisa mengatakan, penerapan kebiasaan cuci tangan pakai sabun juga berdampak pada penurunan prevalensi penyakit diare hingga 30 persen, penyakit saluran pernapasan pada anak dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) hingga 20 persen. Dua penyakit itu merupakan penyebab utama kematian balita di Indonesia.
“Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyerukan agar semua orang, di mana pun, harus melakukan praktik cuci tangan pakai sabun. Mari tingkatkan praktik cuci tangan kita sampai dengan 100 persen (bersih). Karena, ini (cuci tangan) adalah cara termudah, termurah, dan tercepat membunuh virus dan kuman lainnya di tangan kita,” ujar Reisa menurut keterangan tertulis, Selasa (19/10/2021).
Sayangnya, meski kesadaran cuci tangan meningkat, belum semua rumah tangga di Tanah Air punya fasilitas khusus untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Data BPS pada 2020 menunjukkan, sebanyak 1 dari 4 orang Indonesia tidak memiliki fasilitas khusus untuk cuci tangan di rumahnya. Pemerintah pun terus mendorong tersedianya fasilitas cuci tangan di ruang publik.
Pandemi, ujar Reisa, mengajarkan bahwa ruang-ruang publik harus menyediakan fasilitas cuci tangan yang dapat digunakan masyarakat. Terutama, ruang publik seperti sekolah yang kini telah dibuka secara bertahap untuk pembelajaran tatap muka.