Apa yang Terjadi Saat Asteroid Pemusnah Dinosaurus Menabrak Bumi?

By Utomo Priyambodo, Rabu, 20 Oktober 2021 | 09:00 WIB
Ilustrasi asteroid yang menciptakan kawah besar Chicxulub di Meksiko dan memusnahkan semua dinosaurus nonunggas di bumi. (Science Photo Library)

Awan dari material mikroskopis ini menciptakan selubung di sekitar bumi sehingga mengurangi panas dan cahaya matahari yang masuk ke permukaan planet ini. Pendinginan jangka panjang yang dihasilkan secara drastis kemudian mengubah iklim planet ini.

Sebuah studi tahun 2016 di jurnal Geophysical Research Letters menemukan bahwa suhu rata-rata di daerah tropis anjlok dari 27 derajat Celsius menjadi 5 derajat Celsius. Saat sinar matahari yang masuk meredup, fotosintesis berkurang dan dasar rantai makanan di darat dan di laut runtuh sehingga membunuh dinosaurus dan banyak hewan lainnya.

Sementara itu, asam sulfat di udara menyebabkan hujan asam mematikan yang turun selama berhari-hari setelah tumbukan, membunuh banyak hewan laut yang hidup di bagian atas lautan, serta di danau dan sungai, studi tahun 2014 menemukan.

Dampaknya juga memicu beberapa tsunami besar dan beberapa gelombang air dangkal yang merambat melalui lautan Bumi. Gelombang tsunami ini awalnya mencapai ketinggian hampir 1,5 kilometer dan bergerak kecepatan 143 kilometer per jam. Sementara gelombang-gelombang lainnya mencapai ketinggian yang sangat tinggi, termasuk hingga 15 meter di Samudra Atlantik dan 4 meter di Samudra Pasifik Utara, menurut penelitian pemodelan.

Baca Juga: Asteroid dengan Periode Orbit Tercepat Ditemukan Berkat Kamera 570 MP

Impresi seniman ketika Asteroid Chicxulub menabrak bumi pada 66 juta tahun silam. Tumbukan asteroid yang dahsyat ini turut mengubah atmosfer yang mengacaukan iklim. (Mark Garlick/Science Photo Library/Getty Images)

Batu yang hancur dan abu yang mengalir kembali ke permukaan setelah tumbukan juga memicu serangkaian kebakaran hutan. Asap dan abu tambahan kemungkinan berkontribusi pada selubung pendingin, yang selanjutnya mengurangi sinar matahari yang masuk.

Sangat mudah bagi para ahli geologi untuk memahami proses asteroid itu menghantam bumi dengan memeriksa lapisan batuan. Sebab, di bebatuan di seluruh dunia yang berasal dari akhir periode Kapur 66 juta tahun yang lalu, ada lapisan tipis tanah liat yang diperkaya dengan iridium, elemen langka di Bumi tetapi umum di antara batuan luar angkasa. Sebuah studi penting tahun 1980 yang diterbitkan di jurnal Science menemukan lapisan tipis tanah dengan elemen langka tersebut.

Meski kebakaran hutan dan tsunami terkesan sebagai dampak yang paling mematikan akibat hantaman asteroid tersebut, Gulick percaya bahwa masalah yang lebih besar adalah perubahan atmosfer bumi. Ia dan timnya meyakini tumbukan asteroid ini menyebabkan pendinginan yang berlangsung selama lebih dari satu dekade.

"Satu-satunya cara untuk membuat peristiwa kepunahan massal adalah mengacaukan sesuatu yang mempengaruhi seluruh planet," kata Gullick seperti dikutip dari Live Science. "Di sini Anda memiliki bukti langsung tentang itu terjadi."

Baca Juga: Evolusi Ular Terjadi Setelah Selamat dari Asteroid Pembunuh Dinosaurus