Proses pembentukan planet adalah proses yang rumit. Setelah sebuah bintang selesai terbentuk, piringan material-material yang tersisa kemudian berputar-putar dan bergolak. Material-material ini kemudian mulai menggumpal sehingga membentuk benih-benih planet.
Gumpalan-gumpalan yang lebih besar dan lebih besar ini bertabrakan dan bergabung, akhirnya mendapatkan massa yang cukup untuk inti yang berbeda untuk menetap di pusat, dan akhirnya menjadi sebuah planet.
Namun, tidak setiap bayi planet bertahan. Sebagai contoh, salah satu planet seukuran Mars yang tidak masuk Tata Surya bertabrakan dengan Bumi sehingga terciptalah Bulan.
Baca Juga: Apa yang Sesungguhnya Terjadi Apabila Dua Galaksi Bertabrakan?
Para astronom berpikir bahwa kebanyakan planet juga tidak terbentuk di tempat akhirnya. Sebaliknya, planet-planet itu terbentuk di tempat lain dan bermigrasi ke posisi akhir mereka. Gerakan-gerakan ini akan menyebabkan gangguan tambahan yang dapat mengakibatkan tabrakan.
Oleh karena itu, tabrakan semacam ini dianggap sebagai kejadian yang cukup umum selama pembentukan sistem planet. Bahkan, proses tabrakan ini tampaknya memainkan peran penting dalam cara planet tumbuh dan terbentuknya arsitektur utama sistem tata surya tersebut.
HD 172555 telah lama dianggap agak aneh. Debu yang berputar-putar di sekitarnya memiliki komposisi dan ukuran butiran yang tidak biasa. Debu tersebut mengandung jumlah silika dan silikon monoksida padat yang tidak biasa, dan butiran debu yang jauh lebih kecil daripada rata-rata.
Baca Juga: Kejadian Kosmik Baru, Lubang Hitam yang Menelan Bintang Neutron