Hormuz, Pulau Pelangi di Teluk Persia yang Tanahnya Bisa Dimakan

By Sysilia Tanhati, Selasa, 26 Oktober 2021 | 12:00 WIB
(Lukas Bischoff)

Di barat daya pulau terdapat tampilan tanah multi warna yang menakjubkan dan pegunungan berwarna cerah dalam nuansa merah, ungu, kuning, kuning, dan biru. Rainbow Valley inilah yang membuat Pulau Hormuz dikenal sebagai Pulau Pelangi. Bintik-bintik warna cerah membentuk pola geometris yang berkilauan saat terkena sinar matahari.

Di dekatnya, ada Lembah Patung dengan bebatuan yang terkikis menjadi bentuk-bentuk fantastis oleh erosi angin selama ribuan tahun. Dengan sedikit imajinasi, Anda mungkin akan melihat burung, naga, dan makhluk mitologi lainnya. Rasanya seperti mengagumi galeri seni milik bumi.

Terlepas dari warna alami pulau yang surealis, pulau ini tidak terlalu dikenal oleh pelancong. Menurut Organisasi Pelabuhan dan Maritim Iran, hanya 18.000 pengunjung yang datang ke sini pada 2019.

Sekelompok pejalan singgah di Pulau Hormuz. Penduduk setempat percaya bahwa garam di pulau ini memiliki kekuatan penyembuhan untuk menyerap dan melepaskan energi negatif. (SURFIRAN)

Menurut salah satu penduduk pulau, jika pemerintah memberikan perhatian pada pembangunan infrastruktur maka pulau ini akan menarik banyak pengunjung.

Penduduk setempat sudah mulai menawarkan makanan rumahan dan transportasi untuk turis. Hal ini dilakukan karena mereka merasa memiliki tanggung jawab atas pulau. Pulau Hormuz sangat langka dan merupakan bagian dari identitas penduduk Hormuz. Ini membuat mereka merasakan kebutuhan mendesak untuk berkontribusi agar dunia memperhatikan warisan alam yang unik di Hormuz.

Dengan segala keunikan alamnya, tidak diragukan lagi jika Hormuz disebut sebagai “Disneyland” bagi seorang ahli geologi.

Baca Juga: Erotika Timur Tengah Berusia 4.000 Tahun, Lebih Tua dari Kamasutra