Analisis Awal: Apakah QZ8501 Terlambat Naikkan Ketinggian?

By , Minggu, 28 Desember 2014 | 20:43 WIB

Namun, tegas Yayan, sampai pesawat ditemukan atau data transkrip setengah jam terakhir dibuka kepada publik, apa yang terjadi pada pesawat ini masih dugaan. "Transkrip setengah jam terakhir dari kokpit, itu sangat penting," tegas dia. Yayan menegaskan pula, transkrip ini dan nanti data kotak hitam yang bakal "bercerita banyak" soal kejadian ini.

!break!

Pencarian

Adapun pencarian, menurut Yayan, seharusnya tidak bertemu banyak kendala. Dia menyatakan sekarang sudah ada teknologi yang jauh lebih bagus daripada radar yang dipakai di bandara, yakni radar yang langsung terhubung dengan satelit.

Dugaan lokasi terakhir pesawat AirAsia 8501 berdasarkan analisis jalur penerbangan terakhir, komunikasi terakhir, dan saksi mata. Pesawat ini hilang dalam penerbangan dari Surabaya menuju Singapura, Minggu (28/12) pagi. (KOMPAS.com/Istimewa)

Alat yang dimaksud Yayan adalah Automatic Dependent Surveillance - Broadcast (ADS-B). "Dan pesawat ini sudah ada alat itu. Tinggal aktifkan alat pencarian yang tepat, seharusnya bisa cepat ditemukan." Terlebih lagi, lokasi posisi terakhir yang disebutkan Badan SAR Nasional, bukanlah laut dalam, kedalamannya sekitar 150 meter.

"Kalaupun ada kendala, kemungkinan seperti pencarian Silk Air beberapa waktu lalu di Sungai Musi, yang saking cepatnya menghunjam sampai masuk ke dalam lumpur," ujar Yayan. Dia mengakui, ketiadaan laporan darurat setelah berjam-jam, mengecilkan kemungkinan pesawat mendarat darurat di suatu tempat, terlebih lagi jalur yang dilintasi bukan area tertutup.

Data yang dirilis otoritas penerbangan maupun penangangan bencana, lanjut Yayan, memperlihatkan pesawat tidak meninggalkan jalur penerbangan, sekalipun sempat berpindah. Kementerian perhubungan, sebut dia, menyebutkan terakhir kali posisi pesawat ini berada di koridor M635.

Koridor ini masih segaris dengan laporan saksi mata soal dugaan pesawat jatuh di Belitung Timur, dan masih mengarah ke Singapura. "Kejadiannya kemungkinan besar memang sangat mendadak, karena sejauh ini penerbangan terlihat masih on track."

Informasi soal jalur yang dipakai terakhir kali dan laporan saksi mata tersebut, menurut Yayan menjelaskan posisi yang terpantau di Flightradar24 adalah posisi saat terakhir komunikasi pesawat, tetapi masih ada luncuran beberapa puluh terakhir sampai ke posisi terakhir yang sebenarnya. "Kalau pesawat meledak, posisinya akan sama dengan posisi komunikasi terakhir."