Ilmuwan Mengungkap Hubungan Gen, Penggunaan Narkoba, dan Seks Bebas

By Ricky Jenihansen, Minggu, 31 Oktober 2021 | 16:00 WIB
Tahun 1960-an, budaya tandingan muncul dengan ciri khas seperti seks bebas, narkoba dan rock n roll. (FX Networks)

Nationalgeographic.co.id - Penelitian baru yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Science mengungkapkan bahwa ada gen khusus pada manusia yang mendasari ketidaksetujuan seks tanpa komitmen. Gen tersebut juga berpengaruh terhadap kecaman pada penggunaan narkoba. Penelitian ini membantu para psikolog lebih memahami bagaimana hereditas dapat berhubungan dengan beberapa nilai moral yang kita pegang teguh.

Pada tahun 1960-an, ketika budaya tandingan dengan ciri khas seperti seks bebas, narkoba, dan rock n roll yang menjadi elemen dari gaya hidup yang saat itu dianggap "berlawanan dalam hampir semua hal dengan gaya hidup Amerika konvensional".

Selama beberapa dekade, ketika musik rok menjadi lebih umum. Ternyata tidak demikian dengan seks bebas dan obat-obatan terlarang yang tetap mendapat penolakan kuat. Hal itu menjadi pertanyaan para ahli, tetapi sekarang, sepertinya jawabannya ditemukan dalam gen kita.

Annika Karinen, peneliti di Vrije Universiteit Amsterdam di Belanda dan penulis utama makalah tersebut mengatakan, orang mengadopsi perilaku dan sikap, termasuk pandangan moral tertentu, yang menguntungkan kepentingan mereka sendiri.

"Orang cenderung mengasosiasikan penggunaan narkoba dengan seks tanpa komitmen. Dengan demikian, orang-orang yang sangat berorientasi pada komitmen tinggi dalam hubungan seksual secara moral mengutuk narkoba, karena mereka mendapat manfaat dari lingkungan di mana komitmen seksual yang tinggi adalah norma," kata Karinen dalam rilis Association for Psychological Science.

Baca Juga: Label Bimbingan Orang Tua: Keprihatinan Ibu pada Gaya Musik Rok

Ada gen khusus pada manusia yang mendasari ketidaksetujuan seks tanpa komitmen. (Image is in the public domain)

Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa keterbukaan untuk terlibat dalam seks tanpa komitmen sebagian dijelaskan oleh gen, sisanya dijelaskan oleh lingkungan unik yang tidak dimiliki oleh saudara kandung. Karinen dan rekan-rekannya ingin mempelajari apakah pandangan moral tentang penggunaan narkoba, yang menurut survei berkorelasi erat dengan keterbukaan terhadap seks tanpa komitmen, dipengaruhi oleh faktor genetik yang sama.

Untuk menghilangkan faktor keturunan dari faktor lingkungan, para peneliti menyurvei 8.118 kembar fraternal dan identik Finlandia untuk memeriksa seberapa terbuka mereka terhadap penggunaan narkoba dan seks di luar hubungan yang berkomitmen. Peserta menjawab pertanyaan yang mengukur pandangan moral mereka tentang situasi di mana orang menggunakan narkoba, seperti di pesta atau dengan teman-teman. Para peserta juga ditanyai pertanyaan yang mengevaluasi keterbukaan mereka terhadap seks tanpa komitmen.

Para peneliti kemudian membandingkan pasangan kembar fraternal dan identik untuk menilai sejauh mana kecaman terhadap narkoba, keterbukaan terhadap seks tanpa komitmen, dan hubungan antara keduanya. Hal itu dijelaskan oleh tiga pilihan yaitu, gen, lingkungan bersamaseperti tumbuh dewasa di rumah atau komunitas yang sama, atau pengalaman dan lingkungan unik yang tidak dimiliki oleh si kembar.

Baca Juga: Ilmuwan Mengidentifikasi Gen Penting yang Mengatur Siklus Tidur-Bangun

Ilustrasi vektor hubungan pasangan pria dan wanita, ciuman, jabat tangan, seks, pelukan, gairah. (ArdeaA)

Para peneliti menemukan bahwa pandangan moral mengenai obat-obatan rekreasional dan keterbukaan terhadap seks tanpa komitmen kira-kira diwariskan 50 persen. Dengan 50 persen sisanya dijelaskan oleh lingkungan yang unik. Selanjutnya, sekitar 75 persen dari hubungan antara keterbukaan terhadap seks tanpa komitmen dan pandangan moral mengenai narkoba dijelaskan oleh efek genetik. Dan sisanya dijelaskan oleh lingkungan yang unik.

Para peneliti juga menemukan tumpang tindih substansial dalam efek genetik yang mendasari kedua faktor, yaitu, bahwa sekitar 40 persen dari gen yang mendasari keterbukaan terhadap seks tanpa komitmen juga mendasari pandangan moral tentang narkoba.

"Temuan ini menunjukkan bahwa efek genetik yang memengaruhi keterbukaan terhadap seks tanpa komitmen tumpang tindih dengan yang memengaruhi pandangan moral tentang narkoba. Bagian penting dari isu perang budaya yang panas mengalir dari perbedaan preferensi gaya hidup di antara orang-orang, dan perbedaan dalam preferensi gaya hidup itu tampaknya sebagian memiliki dasar genetik," kata Karinen.