Kisah Pilu Rombongan yang Gagal Selamat dari Letusan Vesuvius

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 31 Oktober 2021 | 10:00 WIB
Replika salah satu dari 13 jasad pelarian yang ditemukan di situs Garden of Fugitive yang ditemukan Amadeo Maiuri. Jasad ini memiliki kisah dan identitas yang terungkap lewat penelitian modern. (Mary Harrsch)

Akan tetapi dalam pemindaian yang dilakukan Lazer dan tim, mengungkap bahwa jasad itu adalah bayi yang kemungkinan berusia 14 hingga 16 bulan. Identitas usia itu dapat ditentukan berdasarkan giginya belum berkembang sempurna pada gusi.

"Itu mengejutkan, karena jarang bayi yang bertahan dengan sangat baik dalam semua penelitian arkeologis," terang Lazer. "Tulang-tulangnya tidak dianggap sebagai sumber daya ilmiah hingga kini, sehingga tidak disimpan secara sangat hati-hati. Tulang bayi juga berbeda dengan tulang orang dewasa, jadi sangat memungkinkan mereka bila tidak diakui sebagai manusia."

Para peneliti beranggapan bahwa dengan adanya bayi dalam rombongan, tentunya menghambat laju lari mereka untuk menyelamatkan diri.

Baca Juga: Arkeolog Menemukan 'Kota Emas Luxor yang Hilang', Pompeii Versi Mesir

Terakhir, Maiuri memaparkan ada jasad yang tampak membawa gundukan di sisi ujung rombongan. Dia menyebutnya sebagai pelayan yang membawa barang untuk kebutuhan evakuasi. Sementara pemindaian forensik yang dilakukan Lazer dan tim tidak menemukan apa-apa dalam gundukan yang dikira tas perbekalan.

"Sayangnya tidak ada gigi dalam tengkorak yang bisa dipelajari. Jadi perkiraan usia kami murni berdasarkan kerangkanya" jelas Lazer. "Jadi yang sedang kami amati adalah seorang remaja muda."

Mereka tampak berusaha untuk sesegera mungkin untuk lari menyelamatkan diri secepat mungkin. Hal itu terungkap dengan hasil pemindaian bahwa mereka menggunakan alas kaki, termasuk remaja yang dikira Maiuri pelayan.

Pada salah satu jasad, terungkap telah kehilangan alas kaki di sisi kanannya, yang para peneliti perkirakan karena hilang dan terburu-buru lari. Namun, nahas yang dialami pada 13 orang itu karena usianya yang sia-sia hingga akhirnya awan panas menerjang membunuh mereka.