Kerangka Ungkap Penderita Kanker Umum Terjadi di Abad Pertengahan

By Hanny Nur Fadhilah, Sabtu, 30 Oktober 2021 | 11:00 WIB
Sisa-sisa individu yang digali di lokasi bekas Rumah Sakit St. John the Evangelist di Cambridge. (Cambridge Archaeological Unit / St. John's College)

Panah putih menunjuk ke metastasis kanker pada tulang abad pertengahan yang digali. (Jenna Dittmar/Smithsonian Magz)

Tingkat modern yang lebih tinggi ini kemungkinan mencerminkan sejumlah faktor. Polutan industri meningkatkan kemungkinan terkena kanker, seperti halnya tembakau, yang baru menjadi populer di Eropa selama abad ke-16.

Peningkatan perjalanan dan kepadatan penduduk juga dapat membantu menyebarkan virus yang merusak DNA. Faktor utama lainnya adalah meningkatnya rentang hidup. Banyak orang abad pertengahan tidak hidup sampai usia ketika kanker menjadi paling umum.

Untuk menentukan penyebab meningkatnya angka kanker selama berabad-abad, para peneliti merekomendasikan studi tambahan populer di Eropa yaitu melihat tulang sebelum dan sesudah merokok.

Panah putih menunjuk ke metastasis yang tersembunyi di dalam tengkorak abad pertengahan. (Bram Mulder/Smithsonian Magz)

Terlepas dari angka pastinya, mereka yang terkena kanker pada abad pertengahan hanya memiliki sedikit pilihan perawatan medis. Meskipun periode tersebut menyaksikan kemajuan yang signifikan dalam pembedahan dan pengetahuan tentang anatomi manusia, “Ledakan pengetahuan Renaisans ini tidak meluas ke kanker,” tulis Guy B. Faguet untuk International Journal of Cancer pada tahun 2014.

Mitchell mengatakan bahwa orang abad pertengahan mungkin telah mengobati gejala mereka dengan tapal atau kauterisasi, atau, jika mereka mampu, obat anti nyeri, “Hanya sedikit (dokter) yang benar-benar membantu,” tutupnya.