Kenali KRI Bung Tomo, Kapal Perang Penemu Pertama Serpihan QZ8501

By , Selasa, 6 Januari 2015 | 13:40 WIB

Kelengkapan sistem sensor senjata juga dilengkapi dengan EOTs (electro optical tracker system) untuk pengendalian meriam kapal dan pengamatan secara visual oleh kamera video yang ada.Propulsion system maupun pesawat-pesawat bantu yang ada di kapal tersebut dikontrol secara komputerisasi oleh IPMS (integrated platform manajemen system) sehingga jika ada kerusakan atau failure pada salah satu sistem kapal akan terdeteksi secara dini.

Secara rinci, kapal perang tipe F2000 Corvette ini memiliki 1 meriam oto melara 76 mm, 2 meriam MSI defence DS 30B REMSIG 30 mm, dan peluncur tripel torpedo BAE System 324 mm untuk perang atas air dan bawah air. Selain itu, dilengkapi pula dengan 16 tabung peluncur peluru kendali permukaan ke udara VLS MBDA MICA (BAE System), 2 set 4 tabung peluncur peluru kendali MBDA (Aerospatiale) MM-40 Block II Exocet. Dua sistem arsenal inilah yang cukup mengganggu pertahanan musuh, baik dari udara ataupun permukaan laut.

!break!

Sistem sonar

Komandan KRI Bung Tomo-357 Kolonel Laut Yayan Sofyan mengungkapkan, kapal dilengkapi sensor bawah air yang memiliki tingkat akurasi yang baik dalam mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air, yaitu sonar. Dengan sistem ini, KRI Bung Tomo mendapatkan deteksi struktur yang sangat rapi di bawah laut tetapi perlu observasi lebih lanjut.

"Kami mengontak KRI Banda Aceh dan Dinas Hidrografi dan Oceanografi untuk mengirimkan alat yang dibutuhkan di lapangan, yaitu multibeam sonar, magnetometer, dan side scan sonar. Dari situ, didapat bentuk berupa ekor pesawat," kata Yayan.

Selain radar bawah laut, kapal terbaru yang nantinya masuk jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmatim ini juga dilengkapi dengan radar dan avionik sonar dengan jenis FMS 21/3 Hull Mounted Sonar buatan Thales, Perancis.

Pada 5 Januari 2015, KRI Bung Tomo menyelesaikan tugasnya dalam misi pencarian pesawat AirAsia dan kemudian digantikan oleh KRI Usman Harun. Saat merapat ke Pangkalan Armada Timur, KRI Bung Tomo membawa sejumlah temuan puing pesawat, seperti sirip pesawat, lima buah unit kursi, emergency exit door, dudukan bayi, koper dan tas penumpang, hingga kamera dan bagian jendela pesawat. Semua temuan itu akan diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).