Melindungi Alam dalam Jalinan Tradisi

By , Senin, 12 Januari 2015 | 14:44 WIB
Di kampung Waitabar, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, kampung asli tradisi megalitik yang masih takluk
sepenuhnya dalam aturan adat. Sore hari beberapa warga terlihat beraktivitas di depan rumah mereka. (Mitu M.Prie/Fotokita.net)

Partisipasi GreenIndonesia dalam pameran Reiselvsmessen ini disponsori oleh Kedutaan Besar Indonesia di Oslo, didukung serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia. Dukungan ini mencerminkan fokus pemerintah dalam menangani perubahan iklim dan hak masyarakat adat.

Yuwono A. Putranto, Duta Besar Indonesia untuk Norwegia, mengatakan, "Ini juga merupakan pendekatan inovatif untuk memperkuat kesadaran masyarakat tentang upaya Indonesia dalam melestarikan lingkungan dan pada saat yang sama meningkatkan kesejahteraan masyarakat adat."

Indonesia memiliki hutan hujan terluas ketiga di dunia, masyarakat adat dan masyarakat lokal yang tinggal dan bergantung pada hutan-hutan ini sebetulnya dapat memainkan peran penting dalam melestarikan hutan tersebut. Tingginya tantangan perubahan iklim global – termasuk diantaranya yang berasal dari deforestasi, menjadi sumber utama emisi gas rumah kaca.

Pun Indonesia adalah negara dengan populasi terbesar keempat di dunia yang saat ini tengah mencari jalur ekonomi hijau untuk mengangkat masyarakat dari kemiskinan.

Menurut Bank Dunia, dari 237 juta populasi Indonesia, lebih dari 28 juta orang hidup di bawah garis kemiskinan.