Bentuk Kehidupan yang Kita Kenal

By , Selasa, 27 Januari 2015 | 17:30 WIB
Sekitar 3,8 hingga 4 miliar tahun silam, Bumi dilanda peristiwa yang disebut ilmuwan sebagai Bombardir Berat Akhir: hujan asteroid dan komet yang menghantam hampir seluruh permukaannya. Saat itu, bulan juga menjadi berkawah-kawah. Sejarah pembentukan awal Bumi bisa Anda simak di NGI Agustus 2013. (STEPHEN MOJZSIS, UNIVERSITY OF COLORADO/NASA LUNAR SCIENCE INSTI)

Bagaimana kehidupan bisa terbentuk di Bumi?

Bukti yang ada menunjukan kalau kehidupan muncul pertama kali di Bumi sekitar 3,5 miliar tahun lalu dalam bentuk mikrofosil dan struktur batuan kuno yang dikenal sebagai stromatolit.

Stromatolit dihasilkan oleh mikroba yang membentuk selaput mikroba yang dapat memerangkap lumpur.

Seiring waktu, lapisan lumpur atau lapisan mikroba akan membentuk lapiisan batuan yang kemudian kita kenal sebagai stromatolit. Sampai saat ini stromatolit masih terus dihasilkan oleh mikroba dan stromatolit modern tersebut juga memiliki kemiripan dengan stromatolit kuno yang menjadi bukti awal kehidupan di Bumi.

Salah satu hipotesis tentang asal mula kehidupan menyatakan bahwa kehidupan di Bumi dimulai di ventilasi hidrotermal di dasar laut. Senyawa kimia yang ditermukan di ventilasi hidrotermal dan energi yang dimiliki diyakini cukup untuk menjadi bahan bakar reaksi kimia yang dibutuhkan untuk evolusi kehidupan. 

Penelitian masih terus dilakukan untuk mengetahui apakah ada kemungkinan lain bagi awal mula kehidupan di Bumi. Salah satu bahan utama dalam racikan kehidupan di Bumi adalah air dalam wujud cair. Karena itu, dalam mencari planet lain yang bisa menopang kehidupan, para astronom mencari planet yang dapat mempertahan air dalam wujud cair di permukaannya. Air akan tetap berwujud cair pada temperatur 273 K dan 373 K.

Dan untuk bisa menemukan planet seperti itu, tentulah planet tersebut setidaknya memiliki kemiripan dengan Bumi.

Jutaan tahun lalu, Bumi pun hanya mampu untuk menopang kehidupan mikroba. Dan setelah melalui proses evolusi panjang, Bumi di masa kini dapat mendukung kehidupan seperti tumbuhan dan hewan yang beragam. Air merupakan prasyarat utama pencarian kehidupan lain, meski bukanlah satu-satunya syarat. Karena itu, selain berada di zona laik huni bintang, planet yang dicari harus memiliki kemiripan bahan dasar kehidupan di atmosfer seperti karbon dioksida, oksigen, nitrogen, uap air, amonia dan metana dalam jumlah tertentu. (Baca: Kriteria yang Harus Dimiliki Sebuah Planet Agar Layak Huni)

Sampai saat ini, para astronom telah berhasil menemukan 21 kandidat planet laik huni. Pencarian belum berakhir karena kita belum menemukan apa yang dicari. (Baca: Pencarian Planet Layak Huni Harus Lebih Konservatif)

Dan karena belum ditemukan, tidak berarti juga bahwa kehidupan lain di alam semesta itu tidak ada. Tapi seandainya kehidupan lain itu memang ada, apakah kehidupan itu akan memiliki ciri utama seperti kehidupan yang kita kenal di Bumi?