Misterius Bertahun-Tahun, Ilmuwan Temukan Burung Hantu Elang Shelley

By Ricky Jenihansen, Senin, 15 November 2021 | 17:00 WIB
Burung Hantu Elang Shelley (Robert Williams)

Ada laporan sesekali selama beberapa dekade terakhir dari orang-orang yang percaya bahwa mereka telah mendengar atau melihat secara singkat Burung Hantu Elang Shelley dari beberapa daerah berbeda di Afrika Barat dan Tengah dari Liberia hingga Angola. Sebagian besar penampakan ini belum dikonfirmasi, dan spesies ini telah menjadi "cawan suci" bagi para pengamat burung di Afrika dan sekitarnya.

Semua itu berubah ketika pada 16 Oktober 2021, Dr Tobias dan Dr Williams mengunjungi hutan Atewa di Ghana dan mengganggu seekor burung besar yang bertengger di siang hari. "Itu sangat besar, pada awalnya kami mengira itu elang. Untungnya burung itu bertengger di dahan yang rendah dan ketika kami mengangkat teropong kami, teropong kami jatuh. Tidak ada burung hantu lain di hutan hujan Afrika sebesar itu," kata Dr Tobias kepada Imperial College London News.

Kedua ilmuwan ini hanya melihat burung itu bertengger selama 10-15 detik tetapi pada saat itu berhasil mengambil foto yang mengkonfirmasi identifikasi karena mata hitamnya yang khas, paruh kuning, dan ukurannya yang besar. Ciri-ciri tersebut dengan semua kombinasinya mengesampingkan semua burung hantu hutan Afrika lainnya.

Baca Juga: Burung Hantu Berburu pada Siang Hari? Setidaknya 48 Juta Tahun Lalu

Dr Nathaniel Annorbah dari University of Environment and Sustainable Development, Ghana, mengatakan bahwa penemuan itu sensasional. "Kami telah mencari burung misterius ini selama bertahun-tahun di dataran rendah barat, jadi menemukannya di sini di hutan puncak pegunungan di Wilayah Timur adalah kejutan besar," kata Annorbah.

Burung Hantu Elang Shelley secara resmi diklasifikasikan sebagai spesies rentan terhadap kepunahan dengan perkiraan populasi beberapa ribu individu. Berita tentang kelangsungan hidupnya yang berkelanjutan di Ghana menawarkan harapan baru bagi spesies tersebut. Fakta bahwa pemangsa dengan ukuran sebesar itu pada dasarnya tidak terlihat di sebagian besar Afrika memicu spekulasi tentang keberadaannya saat ini dan alasan kelangkaannya.

Meskipun lokasi Atewa terancam oleh pembalakan liar dan penambangan bauksit, ketinggian yang lebih tinggi masih mendukung kawasan hutan hijau yang luas. Kelompok lingkungan, seperti Friends of Atewa memperjuangkan agar kawasan itu ditetapkan sebagai taman nasional.

Williams berharap penampakan ini menarik perhatian ke hutan Atewa dan pentingnya untuk melestarikan keanekaragaman hayati lokal. "Mudah-mudahan, penemuan burung hantu yang langka dan luar biasa ini akan mendorong upaya untuk menyelamatkan salah satu hutan liar terakhir di Ghana," ujar Williams.

Baca Juga: Hilang 125 Tahun, Burung Hantu Bermata Oranye Terlihat Lagi di Borneo