Produksi Sawit Seharusnya Bisa Tanpa Mengubah Hutan dan Lahan Gambut

By Ricky Jenihansen, Kamis, 4 November 2021 | 15:00 WIB
Hutan hujan di Papua, salah satu tempat dengan keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia, terancam oleh deforestasi. (Mighty Earth)

"Jika kami dapat memproduksi lebih banyak, kami tidak perlu memperluas ke daerah baru. Tapi ini akan membutuhkan implementasi efektif dari kebijakan pemerintah Indonesia saat ini dan memastikan bahwa peraturan ditegakkan sehingga intensifikasi dan peningkatan produktivitas diterjemahkan ke dalam penghematan ekosistem alam yang kritis," Grassini menambahkan.

Mereka penelitian tersebut, kesenjangan antara hasil saat ini dan yang dapat dicapai dapat dijembatani dengan menerapkan praktik agronomi yang baik. Hasilnya, negara dapat memproduksi minyak sawit 68 persen lebih banyak di area perkebunan yang ada yang terletak di tanah mineral.

Praktik-praktik tersebut termasuk metode panen yang lebih baik, pengendalian gulma yang lebih baik, pemangkasan yang lebih baik, dan nutrisi tanaman yang lebih baik. Grassini dan peneliti lainnya sekarang bekerja sama dengan produsen, lembaga swadaya masyarakat, pejabat pemerintah Indonesia, dan sejumlah mitra lainnya untuk menerapkan teknik pengelolaan ini.

Baca Juga: Peta Baru Ungkap Lahan Sawit Terluas Ada di Sumatra dan Kalimantan

Tandan di perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Dibutuhkan sekitar 38 minggu dari inisiasi sampai tandan siap dipanen. (Hendra Sugianto/University of Nebraska-Lincoln)

Grassini mengatakan, dari hasil tahap pertama penelitian, yaitu mengidentifikasi kesenjangan hasil ternyata cukup mengejutkan. Menurutnya, Indonesia telah melalui periode intensifikasi pertanian yang menghasilkan hasil panen padi dan jagung yang lebih baik, dan Indonesia belum mengantisipasi begitu banyak ruang untuk perbaikan dalam hal kelapa sawit.

Begitu banyak orang dari begitu banyak latar belakang, lanjut Grassini, yang berbeda semuanya bekerja sama untuk menyempurnakan strategi manajemen dan mempraktikkannya. Setelah hanya 15 bulan, hasil di plot uji naik, dengan potensi pertumbuhan lebih banyak di masa depan.

Menurutnya, upaya pendidikan dan penyuluhan yang kuat akan menjadi kunci untuk sepenuhnya memanfaatkan potensi pertumbuhan. "Saya tidak berpikir Anda akan menemukan terlalu banyak proyek di mana orang bekerja berdampingan di sisi produksi, sisi sains, dan sisi lingkungan," kata Grassini.

Baca Juga: Studi: Kebun Sawit Baru Menghasilkan Emisi Dua Kali Lebih Banyak Dibanding yang Lama