Hujan deras yang mengguyur Jakarta sejak Minggu (8/2) membuat banjir merendam beberapa wilayah, tak terkecuali di Balaikota, kantor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama.
Banjir merendam Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, sejak pukul 00.00 dini hari tadi. "Kata teman yang nginap di kantor, air semalam masuk jam 12 sekitar 20-25 cm," kata staf humas Pemprov DKI, Dhini Gilang, di Balaikota, Senin (9/2).
Kendati banjir merendam Balai Kota, Dhini yang bekerja di Blok F Balaikota (kantor Humas Protokoler, Crisis Center, ruang pelayanan kesehatan gawat darurat) menjelaskan berkas-berkas penting tetap aman. Belajar dari pengalaman banjir yang juga merendam Balaikota dua tahun lalu, berkas-berkas penting disimpan di tempat yang sulit diterjang banjir.
Menurut Dhini, jika kawasan Medan Merdeka Utara atau Istana Negara terendam banjir, biasanya kawasan Balai Kota juga terkena dampaknya. Akibat banjir ini, wilayah Balai Kota pun terpaksa mematikan listriknya dan menggunakan diesel genset.
"Mesin absen mati, jadi hari ini absen manual. Stop kontak listrik juga lagi dikeringin semua karena rata-rata letaknya di bawah, jadi terendam air. Tetapi, banjir pagi ini sudah surut, sekarang lagi dibersihkan bersama," kata Dhini.
Banjir yang merendam Balai Kota ini membuat pegawai negeri sipil (PNS) DKI menggulung celana dan berjalan hati-hati karena licinnya lantai. Selain itu beberapa petugas kebersaihan tampak mengepel bekas rendaman banjir.
Saat ini, Basuki telah tiba di Balaikota dan masih memimpin rapat pimpinan (rapim) bersama jajaran pejabat satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI. Sementara Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat bertolak ke Batam menghadiri puncak Hari Pers Nasional.
Banjir di Balai Kota juga sebelumnya pernah terjadi pada masa kepemimpinan Gubernur Joko Widodo. Terhitung, dua kali saat itu banjir merendam Balaikota. Akibat banjir tersebut, Jokowi pun menginstruksikan pembuatan sumur resapan di Balaikota Jakarta.
!break!Waspadai Titik Genangan di Jakarta Barat
Curah hujan yang tinggi dalam beberapa waktu terakhir memimbulkan sejumlah titik banjir dan genangan. Kepala Suku Dinas PU Tata Air Henry Dunant mencatat ada 14 titik paling rawan genangan di Jakarta Barat. Keempat belas titik itu menyebar di seluruh wilayah Jakarta Barat, kecuali Kecamatan Tambora dan Taman Sari.
Sementara ini, Sudin PU Tata Air telah mengoperasikan pompa dan pengerukan sebagai upaya penanggulangan pertama. sedangkan tindakan seperti pembangunan pompa dan penyelesaian dinding turap masih dalam tahap pengajuan anggaran APBD 2015.
"Sementara, kami baru bisa mengoperasikan pompa dan pengerukan. Kami belum bisa membangun turap karena belum ada dana," Kata Henry saat ditemui di Kantornya.
Berikut adalah 14 titik beserta penyebab dan upaya penanggulangannya;