Polusi Udara Singapura Picu Dilema Kebijakan Luar Negeri

By , Kamis, 26 Februari 2015 | 18:00 WIB

"Ada banyak kemiskinan, misalnya," ujar Mariska Pagey, warga Indonesia yang tinggal di Selandia Baru dan sekarang bekerja di Singapura, "Bagaimana kita mengatasinya?"

Warga Indonesia yang membakar lahan seringkali melakukannya atas dasar finansial, mencoba mencari uang dengan mengekstrasi sumber daya seperti kelapa sawit.

"Mereka tidak punya pilihan, itu penghidupan mereka," ujar Mariska, pegawai penyediaan barang untuk sebuah perusahaan minyak. "Jika mereka ingin menghasilkan uang, itu yang harus mereka lakukan."

Isu-isu sosial itu harus diseimbangkan dengan kesehatan publik. Kabut asap telah menjadi masalah kehidupan sehari-hari di Singapura sampai pemerintah membuat situs internet yang fokus pada polusi, www.haze.gov.sg. Dalam masa-masa terburuk, warga Singapura mengecek situs itu setiap hari untuk melihat Index Standar Polusi (PSI).