Apa yang Bisa Membunuh Galaksi? Amankah Bimasakti dari Pembunuh Ini?

By Wawan Setiawan, Rabu, 10 November 2021 | 13:00 WIB
VERTICO - Survei mengamati reservoir gas di 51 galaksi di dekat Gugus Virgo dan menemukan bahwa lingkungan ekstrem di gugus itu membunuh galaksi dengan merampas bahan bakar pembentuk bintang mereka. (ALMA (ESO/NAOJ/NRAO)/S. Dagnello (NRAO)/Böhringer et al. (ROSAT All-Sky Survey))

Studi baru tersebut menawarkan bukti bahwa lingkungan ekstrem yang ada di sekitar galaksi dapat menjangkau jauh di dalam mereka dan mencuri gas molekuler mereka. Gas molekuler inilah yang bertindak sebagai bahan bakar untuk kelahiran bintang.

Melansir Tech Explorist, Dr. Claudia Lagos, Peneliti Senior ASTRO 3D di ICRAR-UWA, mengatakan, “Kami tahu bahwa galaksi di lingkungan yang paling ekstrem sangatlah menderita, kehilangan reservoir gasnya dan akhirnya tidak dapat membentuk bintang lagi. Untuk sebuah galaksi, itu sama halnya dengan mati.”

Studi ini juga menyajikan pengamatan mutakhir gas molekuler di 51 galaksi milik Gugus Virgo. Ini adalah makalah pertama yang dirilis dari Virgo Environment Traced in Carbon Monoxide Survey (VERTICO), yang dilakukan menggunakan Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) di Chili.

“VERTICO memberi kita jendela yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang bagaimana gas molekuler, bahan bakar langsung untuk bintang-bintang baru, terpengaruh, sehingga memungkinkan kita untuk mendiagnosis apa yang membunuh galaksi-galaksi itu secara efektif.” kata Lagos.

Baca Juga: Studi Ilmuwan Mengungkap Cakram Bima Sakti yang Goyah dan Berkobar

NGC 4567 dan NGC 4568 adalah 2 dari 2.000 galaksi di Gugus Virgo, yang terletak sekitar 65 juta tahun cahaya dari Bumi. Dua galaksi tersebut termasuk di antara galaksi-galaksi di gugus galaksi yang terkena dampak proses fisik ekstrem yang dapat menyebabkan kematian galaksi. Galaksi ditampilkan di sini dalam data radio komposit dari ALMA dengan gas molekuler berwarna merah/oranye dan data optik dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dengan bintang berwarna putih/biru. (ALMA (ESO/NAOJ/NRAO)/S. Dagnello (NRAO))

Pengamatan VERTICO dilakukan pada gugus galaksi yang sangat besar, terpanas, dan paling ekstrem di antara banyak lingkungan berbeda di Alam Semesta. Seperti halnya Gugus Virgo, yang memiliki ukuran tujuh juta tahun cahaya serta berisi ribuan galaksi yang meluncur melalui plasma super panas dengan kecepatan hingga beberapa juta kilometer per jam.

Inilah lingkungan yang sangat ekstrem dan tidak ramah sehingga seluruh galaksi dapat dihentikan dari pembentukan bintang dalam proses yang dikenal sebagai pendinginan galaksi. Namun, tidak perlu khawatir, galaksi Bimasakti kita tidak berada di dekat gugus mana pun dan tidak dalam bahaya kehilangan gasnya.

“Dengan VERTICO, kami melihat reservoir gas dari 51 galaksi di Gugus Virgo, salah satu lingkungan paling ekstrem yang kami ketahui. Kami mampu membuat di antara peta distribusi gas paling detail di gugus galaksi yang pernah diamati. Gambar-gambar ini memberikan potongan-potongan teka-teki yang hilang tentang bagaimana lingkungan memengaruhi kandungan gas galaksi, terutama gas padat dan dingin, sebab hal itu juga merupakan kemampuan mereka untuk membentuk bintang.” kata Lagos.

Baca Juga: Astronom Temukan 'Protocluster' Galaksi yang Sedang Berkembang

Gambar dalam dari Gugus Virgo yang diperoleh Chris Mihos dan rekan-rekannya menggunakan teleskop Burrell Schmidt ini menunjukkan cahaya yang menyebar di antara galaksi-galaksi yang termasuk dalam gugus itu. Utara ke atas, timur ke kiri. Bintik-bintik gelap menunjukkan di mana bintang-bintang terang di latar depan dihilangkan dari gambar. Messier 87 adalah galaksi terbesar dalam gambar (kiri bawah). (Wikipedia)

Penulis utama Dr. Toby Brown, alumnus ICRAR dan Plaskett Fellow di National Research Council of Canada juga turut menjelaskan, “Pengupasan gas adalah salah satu mekanisme eksternal paling spektakuler dan kejam yang dapat mematikan pembentukan bintang di galaksi. Pengupasan gas terjadi ketika galaksi bergerak sangat cepat melalui plasma panas di dalam gugus sehingga sejumlah besar gas molekuler dingin terlepas dari galaksi. Ini sama halnya seolah-olah gas tersebut tersapu oleh sapu kosmik yang sangat besar. Kualitas pengamatan VERTICO yang luar biasa memungkinkan kami untuk melihat lebih baik dan memahami mekanisme seperti itu.”

Melalui stud ini, para ilmuwan menemukan bahwa lingkungan gugus galaksi meninggalkan jejak pada cakram gas mereka. Ini adalah bukti paling jelas bahwa mekanisme lingkungan di sekitarnya menjangkau jauh ke dalam galaksi untuk mengganggu gas molekuler mereka dan berdampak pada pembentukan bintang mereka.

Informasi ini merupakan data penting untuk dapat lebih memahami cara pembentukan bintang dan evolusi galaksi yang terjadi di lingkungan paling ekstrem di alam semesta.

Baca Juga: Singkap Misteri Puluhan Tahun: Bentuk Aneh di Pusat Galaksi Andromeda