Teka-teki Kenapa Beberapa Orang Bisa 'Mendengar' Suara Orang Mati

By Utomo Priyambodo, Jumat, 5 November 2021 | 17:00 WIB
Ilustrasi mendengar hantu. (KatarzynaBialasiewicz/Getty Images/iStockphoto)

Secara keseluruhan, para spiritulasi memiliki pengalaman pendengaran pertama terhadap suara orang mati pada usia muda, pada usia rata-rata 21,7 tahun, dan melaporkan tingkat penyerapan yang tinggi. Tingkat penyerapan adalah istilah yang menggambarkan perendaman total dalam tugas dan aktivitas mental atau keadaan yang berubah, dan seberapa efektif individu dalam menyetel dunia di sekitar mereka.

Selain itu, para spiritualis juga melaporkan bahwa mereka lebih rentan terhadap pengalaman seperti halusinasi. Para peneliti mencatat bahwa orang-orang itu biasanya tidak pernah tahu soal spiritualisme sebelum mendapatkan pengalaman spiritulis mereka. Sebaliknya, mereka menemukan istilah itu saat mencari jawaban mengenai apa yang telah mereka alami.

Pada populasi umum, tingkat penyerapan yang tinggi juga sangat berkorelasi dengan kepercayaan pada paranormal. Namun sedikit atau tidak ada di antara mereka yang rentatn terhadap halusinasi pendengaran.

Menurut para peneliti, hasil survei menunjukkan bahwa pengalaman mendengar 'suara orang mati' tidak mungkin merupakan hasil dari tekanan teman sebaya, konteks sosial yang positif, atau sugesti karena kepercayaan pada paranormal. Sebaliknya, individu-individu ini mengadopsi spiritualisme karena sejalan dengan pengalaman mereka dan secara pribadi bermakna bagi mereka.

Baca Juga: Bukan Hantu, Inilah yang Paling Ditakuti Orang-orang Amerika

Lukisan seorang anak yang merasakan kehadiran hantu-hantu di rumahnya. (FAVIM.COM)

"Bagi para peserta kami, prinsip spiritualisme tampaknya masuk akal baik dari pengalaman masa kecil yang luar biasa maupun fenomena pendengaran yang sering mereka alami sebagai media latihan," ungkap Powell saat laporan penelitian itu diterbitkan di jurnal Mental Health, Religion and Culture.

"Tetapi semua pengalaman itu mungkin lebih disebabkan oleh kecenderungan atau kemampuan awal tertentu daripada sekadar percaya pada kemungkinan menghubungi orang mati jika seseorang berusaha cukup keras."

Para penelti mengatakan ke depan harus mengeksplorasi berbagai konteks budaya untuk lebih memahami hubungan antara penyerapan, kepercayaan, dan pengalaman spiritual aneh ini. Apakah ada kebudayaan tertentu yang membuat seorang lebih mungkin melaporkan pengalaman telinganya dibisiki hantu ini.

Atau bahkan, pengalaman spiritualis ini mungkin lebih lekat atau dengan kepercayaan atau agama tertentu. Yang jelas, menurut para peneliti, penelitian lanjutan mutlak perlu dilakukan untuk menyingkap teka-teki fenomena aneh ini.

Baca Juga: Inilah Kisah Tentang Sejarah Halloween: Perayaan Untuk Para Hantu