Bumerang memiliki dua 'sayap' yang berputar kuat di sekitar pusat gravitasi. Bumerang terkenal karena kemampuan mereka untuk kembali ke pelempar, berkat kekhasan aerodinamis.
Namun, bumerang dalam koleksi ini semuanya adalah bumerang yang tidak dapat kembali, yang cenderung lebih besar dan lebih berat daripada bumerang yang dapat kembali.
Baca Juga: Membandingkan Teknik Mengingat Aborigin dan 'Istana Pikiran' Sherlock
Museum Queensland menjelaskan, kesalahpahaman yang umum adalah bahwa semua bumerang dianggap sebagai tipe yang dapat kembali. Padahal sebagian besar bumerang berburu dan perang Aborigin dirancang untuk bergerak hanya ke arah lemparan.
"Bagi orang Yandruwandha dan Yawarrawarrka, temuan ini memberikan contoh lain tentang bagaimana negara mereka terus menceritakan kisah nenek moyang mereka, serta memberikan hubungan nyata dengan pengetahuan yang diturunkan dari keluarga mereka," kata Joshua Haynes, seorang penduduk asli Yandruwandha Yawarrawarrka, pemilik dan salah satu anggota penulis.
Selain itu, prediksi perubahan iklim di wilayah tersebut mengancam akan mengubah kondisi yang memungkinkan pelestarian artefak tersebut, yang dapat memengaruhi potensi keberadaan benda-benda kayu lain yang tersisa di lingkungan.
"Kami akan terus melindungi dan melestarikan artefak kami di negara, itulah yang nenek moyang kami ingin kami lakukan. Ketika Anda melihat mereka para leluhur ada di dalam angin puyuh, Anda tahu mereka di sini mengawasi dan melindungi negara kita," kata Katheryn Litherland, pemilik dan penulis bersama Yandruwandha Yawarrawarrka.