Tahukah Anda berapa jumlah sampah rumah tangga yang dihasilkan satu warga Jakarta setiap harinya?
Mengutip data Waste4Change pada 2012, Angelique Dewi Permatasari, Head of Green Committee Nutrifood mengatakan, satu warga Jakarta rata-rata menghasilkan sampah seberat 600 gram setiap hari.
"Bisa dibayangkan, bila ada 10 juta warga, berapa total sampah yang dihasilkan," katanya dalam acara #2ndHoMedia yang digelar Nutrifood di Bandung, Jumat (13/3).
Sampah akhirnya menjadi permasalahan yang pelik di ibu kota karena jumlah sampah melebihi kapasitas tempat pembuangan akhir (TPA). Tidak hanya di Jakarta, tetapi beberapa kota besar lainnya di Indonesia.
Dari data tersebut diketahui 55 persen di antaranya adalah sampah organik yang notabenenya cepat terurai. Lalu 15 persen sampah kertas, 15 persen sampah plastik, dan sisanya adalah sampah kaca dan aluminium.
"Namun waktu terurainya sampah di TPA tidak sesuai dengan jumlah datangnya sampah ke TPA. Jumlahnya sangat besar," ujar Angelique menambahkan.
Melihat porsi sampah organik yang sangat banyak dibanding jenis sampah lainnya, penanggulangan sampah sebetulnya bisa dilakukan secara individual di rumah sendiri.
Sampah organik umumnya berupa sampah rumah tangga yaitu sisa-sisa makanan berupa tumbuhan (nabati) dan daging (hewani). Contoh sampah organik nabati di antaranya kulit buah-buahan atau potongan bagian sayur-mayur yang tidak terpakai.
Jenis sampah inilah yang dapat diolah menjadi pupuk kompos. Sementara sampah organik hewani sangat tidak disarankan karena penguraiannya akan menghasilkan belatung.
Dibandingkan jenis sampah lainnya, sampah organik paling cepat mengalami proses penguraian, yakni sekitar tiga hari tergantung cara pengolahannya.
Adapun kertas membutuhkan waktu penguraian sekitar 2 hingga 6 bulan tergantung jenis seratnya. Kantong plastik melalui proses penguraian sekitar 10 tahun, botol plastik 20 tahun. Paling lama adalah sampah styrofoam karena penguraiannya memakan waktu hingga 200 tahun.
"Dengan mengolah sampah organik di rumah, jumlah sampah rumah tangga dapat berkurang hingga 80 persen," kata Angelique yang sudah empat tahun mengompos sampah organik di rumahnya.
Lalu bagaimana cara mengolahnya?