Merayakan Pembebasan si Loreng

By , Rabu, 18 Maret 2015 | 21:00 WIB

Marizal saat itu hanya mengamati dari belakang jip, yang berada di samping Siti Nurbaya dan Susi Pudjiastuti. Dia paham: Petir tak pernah menjelajahi belantara sejak lahir. "Ia baru mengenali lingkungannya. Saat dilepas di kandang habituasi juga begitu perilakunya. Mengendap-endap," tuturnya.

Saat kembali ke Pusat Rehabilitasi, Marizal merasakan ada yang sirna. Ia kini jauh, sekaligus dekat. "Kandang dulu penuh, kini ada yang kosong."

Beberapa pekan sebelum pelepasliaran Panti dan Petir, Marizal menumpahkan perasaannya pada sekeping puisi.

Di antara bimbang dan sayang,

Yang pasti akan selalu kukenang

Walaupun kau akan pergi berpetualang

Jelajahi rimba belantara

Kuharap kau temukan tempat naungan yang aman

Bagai kampung halaman untuk berketurunan

Agar kalian terbebas dari kepunahan

Marizal, lelaki yang berkawan dengan harimau itu, tak mampu menahan rasa yang campur aduk: bimbang dan sayang. Namun dia telah memilih, 'Agar kalian terbebas dari kepunahan.'