Menelusuri Jejak Leluhur Lee Kuan Yew di Semarang

By , Minggu, 29 Maret 2015 | 13:30 WIB

Jalan Pemuda masuk dalam kawasan segitiga emas Semarang yang di jaman kolonial bernama Jalan Bod Jong ("Pemuda" dalam bahasa Belanda), dijadikan sentra bisnis dan pemerintahan. 

Jalan ini membujur sepanjang 2,7 kilometer dari Jembatan Berok (kawasan Kota Lama Semarang) hingga kawasan Tugu Muda. 

Di sepanjang jalan ini terdapat banyak bangunan bersejarah seperti Gedung Keuangan Negara, Kantor Pos Indonesia, Gedung Bank Jateng, Gedung Bekas Hotel Dibya Puri, Toko Oen, Gedung swalayan bahan bangunan. 

Apotik Noe-ma yang disebutkan Jongkie Tio, sayangnya sudah tidak berbekas. Bangunan putih berpagar besi warna hijau dengan nomor 57A itu tertutup rapat.Dan lebih dari itu, sudah tak menunjukkan kaitan dengan masa lalu, karena bangunannya tergolong baru, bukan lagi bangunan tua. 

"Dulu memang itu bangunan apotik Noe Ma," jelas Bambang (64), warga sekitar."Tapi sejak tahun 90an bangunan itu dipugar dan diubah jadi bangunan yang digunakan sebagai pabrik bihun." 

!break!

Berubah bentuk 

Tentang Lee Chin Koon, ayah Lee Kuan Yew? Bambang menggeleng. Ia tak pernah mendengar atau mengetahui keberadaan warga Tionghoa bermarga Lee yang pernah tinggal di sekitar kawasan ini. 

"Keluarga Tek Kiong sejak masa kolonial tinggal di rumah yang megah dan besar yang berada di belakang apotik Noe Ma. Majikan saya sepertinya yang paling lama tinggal di sini." 

Yang dia tahu, warga Etnis Cina tertua di sekitar itu adalah Tek Kiong yang dikenal dengan nama Soetikno Wijaya merupakan salah satu orang kaya terpandang di Semarang. 

"Beliau itu kawan dekat mantan Presiden Soeharto, namun sudah meninggal sejak tahun 1990an. Sekarang tinggal istrinya, yang kebetulan sedang berada di luar kota."Seorang warga Cina Semarang, Sarjono (74) juga mengaku tak sempat mengenal leluhur Lee Kuan yew. Mungkin karena mereka sudah meninggalkan Semarang sejak lebih dari seabad. 

Adapun bangunan yang diyakini dulunya adalah tempat tinggal orang tua Lee Kuan Yew, Sarjono mengatakan, dulunya adalah bangunan tua yang khas. 

"Itu dulunya bangunan kuno kembar dengan arsitektur melengkung di bagian kanan kiri. Bagus sekali. Yang kiri untuk jual tabung pemadam kuno dan sebelahnya Apotik Noe Ma. Sekarang sudah berubah wujud, " jelas Sarjono.