Obat Tradisional Tiongkok dan Trenggiling yang Terancam Punah

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 13 November 2021 | 08:00 WIB
Obat tradisional Tiongkok yang dibuat dari sisik trenggiling. (Wildlife justice)

Nationalgeographic.co.id - Penggunaan sisik trenggiling dalam pengobatan tradisional Tiongkok telah dipersalahkan mengakibatkan penurunan spesies trenggiling di Asia secara dramatis pada abad ini. Sekarang, laporan penelitian terbaru yang diterbitkan di Biological Conservation mengungkap hal serupa juga sedang terjadi di Afrika.

Sejak penyitaan trenggiling pertama kali dilaporkan di Nigeria pada tahun 2010, negara tersebut telah mengalami ledakan perdagangan trenggiling di pasar gelap. Trenggiling menjadi mamalia yang paling banyak diperdagangkan di dunia dan menjadikan Afrika sebagai pusat ekspor kriminal produk trenggiling ke Asia Timur, terutama Tiongkok.

Selain kepercayaan yang salah pada kekuatan kuratif sisik trenggiling, makan daging trenggiling juga dianggap sebagai simbol status di beberapa negara di Asia. Tubuh trenggiling diperdagangkan secara ilegal di pasar-pasar di seluruh wilayah Tiongkok, dan beberapa penelitian telah mengimplikasikan penjualan daging hewan itu sebagai asal mula pandemi COVID-19.

Tim konservasionis yang dipimpin oleh University of Cambridge telah menghasilkan studi berbasis data pertama yang mengukur penyitaan produk trenggiling terkait Nigeria, untuk mengukur ukuran perdagangan gelap tersebut. Jumlah yang berhasil disita mencapai 190.407 kilogram sisik trenggiling yang diambil dari setidaknya 799.343 kilogram yang dicegat dan dilaporkan oleh pihak berwenang antara tahun 2010 hingga September 2021. Dari jumlah tersebut, diperkirakan hampir satu juta trenggiling yang dibunuh untuk diambil sisiknya.

Baca Juga: Perdagangan Ilegal Sisik Trenggiling Masih Tinggi, Terparah 2019

Trenggiling perut putih Afrika. (Charles Emogor)

Angka tersebut mendekati perkiraan terbaru untuk seluruh perdagangan trenggiling global sejak tahun 2000. Jumlah tersebut menunjukkan tingkat perdagangan jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.

Beberapa penyitaan terjadi di pelabuhan seperti Hongkong setelah meninggalkan pantai Afrika. Para peneliti melacak kargo dari negara-negara seperti Kamerun dan Gabon yang ditujukan untuk negara-negara Asia termasuk Tiongkok dan Kamboja, beberapa di antaranya ada yang dikirim melalui Prancis dan Belanda. Namun itu semua dikirim melalui Nigeria.

Dari 77 penyitaan yang dianalisis dalam studi baru kali ini, 26 di antaranya ditemukan bersama ribuan kilo gading. Hal itu menunjukkan bahwa jaringan terorganisir pedagang trenggiling membonceng koneksi penyelundupan gading yang sudah lama ada.

Sisik trenggiling perut hitam disita oleh Layanan Bea Cukai Nigeria. (Charles Emogor)

Menurut peneliti, meskipun ada perbaikan baru-baru ini dan ada beberapa petugas yang berdedikasi, penegakan hukum secara keseluruhan di Nigeria lemah dan endemik korupsi. Total tuntutan atas perdagangan trenggiling di Nigeria hanya berjumlah empat dan itu semuanya dalam satu tahun terakhir.

Dengan demikian, pengiriman yang disita kemungkinan besar mewakili sebagian kecil dari produk trenggiling yang sekarang dipindahkan melalui Nigeria. Menurut para ahli dalam laporan penelitian kali ini, penyitaan satwa liar yang terdeteksi berkisar antara 30 persen hingga hanya 2 persen dari keseluruhan perdagangan ilegal.