Delapan Desa Terkena Dampak Awan Panas Gunung Sinabung

By , Sabtu, 4 April 2015 | 09:00 WIB

Meningkatnya aktivitas Gunung Sinabung di Karo membuat warga di lingkar Gunung Sinabung panik. Pasalnya, gunung api, yang sekitar dua minggu tidak erupsi, kini kembali mengeluarkan awan panas.

"Gunung Sinabung kembali mengeluarkan awan panas dan debu vulkanik, Kamis sekitar pukul 20.00 WIB. Semalam termasuk erupsi terdasyat dan hal itu membuat warga panik," kata warga Desa Sibintun, D Sinuhaji, Jumat (3/4).

Ia mengatakan delapan desa di lingkaran Gunung Sinabung seperti Sibintun, Tigaserangkai, Tigapancur, Beganding, Berastepu, Gurukinayan, Mardingding, dan Payung terkena hujan lumpur dan debu vulkanik. Aktivitas warga di lingkaran Gunung Sinabung masih berjalan seperti biasa, kecuali di Desa Sibintun.

"Warga Desa Sibintun sudah tidak melakukan aktivitas. Mereka mengungsi karena ada informasi lontaran awan panas mengarah ke desa tersebut. Hal itu diketahui warga, karena beberapa waktu lalu ada imbauan dari pemerintah Kabupaten Karo agar desa ini disterilkan," ujarnya.

Sebagian warga Dusun Sibintun yang nekat tinggal di rumah, terpaksa dikeluarkan aparat menuju ke Kabanjahe. Warga di Desa Sigaranggarang, Kutagunggung, dan Sukanalu yang berjarak sekitar tiga kilomter dari puncak kawah panik dan ketakutan bahkan sudah bersiap untuk evakuasi.

Warga yang baru kembali dari tempat pengungsian dan tengah menata kembali hidup mereka, hanya bisa pasrah. Warga entah siapa, menuliskan kalimat berbahasa Karo, Ate-atendu, Tuhan. Sinabung ampun! Kalimat ini, dalam bahasa Indonesia, berarti Kami berserah padamu, Tuhan. (Bencana erupsi) Sinabung membuat kami minta ampun (tidak kuat).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo Subur Tarigan Tambun mengatakan, meski aktivitas Sinabung Kamis lalu cukup tinggi, pihaknya tidak sampai melakukan evakuasi warga ke posko pengungsian. Hanya kemarin, kata Subur, pihaknya bekerja sama dengan aparat terkait menyuruh beberapa warga di Desa Sibintun keluar dari desa tersebut.

"Nggak ada evakuasi warga lagi ke pengungsian. Sejak 28 Maret lalu, semua pengungsi sudah tidak ada lagi di posko. Semua sudah dipulangkan. Kemarin kita hanya menyuruh beberapa warga Desa Sibintun keluar dari rumah," ujarnya, Jumat (3/4) malam.

Subur menambahkan, Desa Sibintun memang termasuk satu dari tujuh desa yang masuk dalam zona merah. "Desa Sibintun kan masuk zona merah. Warganya juga sudah menerima uang untuk sewa rumah menunggu rumah relokasi di Siosar selesai," katanya.

Pemkab Karo kembali mengimbau warga tidak masuk dalam zona merah. "Kita melarang jangan masuk dalam zona merah, khususnya jalur awan panas ke Tenggara dan Selatan. Kita juga nggak tahu (warga masuk), karena kita pun tidak bisa masuk. Kita sudah berikan uang sewa untuk warga tujuh desa yang masuk zona merah. Mereka menunggu sampai rumah relokasi rampung," katanya.

Pada 28 Maret 2015 sebanyak 795 KK (2.442 jiwa) warga Desa Sigaranggarang dan Sukanalu dipulangkan, karena sesuai rekomendasi PVMBG kedua desa tersebut aman dari erupsi Gunung Sinabung. Posko pengungsian erupsi Gunung Sinabung telah ditutup Bupati Karo, karena sudah tidak ada pengungsi.

Masyarakat diimbau untuk tetap waspada. Masyarakat dan pengunjung atau wisatawan tidak mendaki dan melakukan aktivitas di dalam radius tiga kilometer dari Sinabung, dan tidak melakukan aktivitas dalam radius lima kilometer untuk sektor Selatan hingga Tenggara (cenderung ke Timur) Gunung Sinabung, yang merupakan bukaan lembah gunung tempat terjadi aliran lava dan awan panas.

!break!

Menurun