Daftar Mamalia yang Punah dalam 10 Tahun Terakhir

By , Kamis, 9 April 2015 | 20:00 WIB

6. Syrian WIld Ass (punah pada tahun 1928)

Syrian Wild Ass (Equus hemionus hemippus) atau sering disebut Hemippe adalah subspesies onager (Equus hemionus), spesies kuda yang paling kecil. Satwa ini pernah menghuni kawasan luas di Syria, Yordania dan Irak. Satwa ini diketahui tidak bisa dijinakkan dan dipelihara.

Keunikan satwa ini adalah kemampuan kulitnya berubah warna mengikuti musim. Kulitnya akan berwarna zaitun kecoklatan pada musim panas dan berubah menjadi kuning pucat pada musim panas.

Spesies ini pernah mempunyai populasi yang besar sekitar abad ke-16 dan abad ke-17 dan berkurang drastis akibat perburuan yang tak terkendali, terutama semasa era perang dunia pertama. Pada 1928, spesies terakhir mati di kebun binatang Vienna, Austria.

7. Singa Berber (punah tahun 1960-an)

Singa berber (Panthera leo leo) atau dalam bahasa Inggris disebut Barbary Lionadalah sub spesies singa Afrika yang diperkirakan telah punah di alam liar pada pertengahan abad ke-20.

Berbeda dengan jenis lainnya, singa ini memiliki rambut yang lebih panjang dan berwarna gelap, hingga menutupi pundah dan sebagian perutnya. Ukuran rata-ratanya pun juga lebih besar daripada jenis singa lainnya, yaitu mencapai 3,25 meter (panjang dari kepala hingga ekor). Bandingkan dengan rata-rata singa lainnya yang hanya memiliki panjang 2.8 meter.

Beberapa singa berber terakhir mati karena diburu pada tahun 1950-1960-an di Tizi n’Tichka, kawasan pegunungan barat Maroko. Meskipun telah habis di alam liar,WildLink International berusaha untuk mencari apakah masih ada spesies ini di kebun binatang.

Pada maret 2010, ada 2 individu anak singa dikabarkan dipindakan ke Kebun Binatang Texas (AS) sebagai bagian dari program pembiakan kembali singa tersebut. Hingga kini belum diketahui pasti apakah keduanya adalah benar keturunan dari singa besar Afrika tersebut.

8. Bison Kaukasus (punah tahun 1927)

Bison kaukasus (Bison bonasus caucasicus) adalah subspesies bison eropa yang menghuni pegunungan Kaukasus yang memanjang di Eropa Timur. Pada abad ke-17, satwa besar ini menghuni kawasan luas di area Kaukasus Barat.

Ketika manusia mulai banyak yang bermukim di sekitar habitatnya pada abad ke-19, populasinya berkurang hingga hanya sepersepuluh dari jumlahnya pad dua abad sebelumnya. Pada tahun 1860, diketahui populasinya masih ada sekitar 2000-an individu, namun berkurang drastis hingga hanya tersisa 500-an pada 1917, dan 50 individu pada 1921. Meski demikian, perburuan tak berhenti dan tiga individu terakhir ditembak mati pada 1927.

9. Rusa schomburgk (punah tahun 1932)

Rusa schomburgk (Rucervus schomburgki) dulunya menghuni beberapa kawasan di Thailand dan tidak ditemukan di negara lain. Habitatnya adalah dataran rawa-rawa dengan rumput panjang, tebu, dan semak-semak; dan nampaknya menghindari kawasan hutan.

Produksi padi secara besar-besaran pada abad ke-19 di Thailand untuk memenuhi permintaan luar negeri memicu hilangnya sebagian besar kawasan semak dan rawa yang selama ini menjadi habitat rusa cantik ini. Selain itu, perburuan tak terkendali juga membuatnya makin cepat punah. Rusa ini punah di alam liar pada tahun 1932, dan rusa terakhir mati di kebun binatang pada 1938.

10. Badak Hitam Afrika Barat (punah tahun 2011)

Badak hitam afrika barat (Diceros bicornis longipes) adalah subspesies dari badak hitam dan telah dinyatakan punah pada 2011. Dulunya, badak ini menghuni kawasan savanna yang luas di Afrika bagian barat, namun populasinya menurun drastis akibat perburuan.

Satwa ini dulunya paling banyak ditemukan di Kamerun, namun survey terakhir untuk mengetahui keberadaan satwa ini tak berhasil menemukan satu pun individu. Satwa ini diburu karena culanya yang berharga mahal, yang di Tiongkok dipercaya bisa menjadi obat untuk beberapa penyakit tertentu, termasuk dipercaya mampu mendeteksi keberadaan racun di dalam tubuh.