Mengembalikan Cita Rasa Sayuran dengan Penyerbukan Silang

By , Rabu, 15 April 2015 | 07:00 WIB

Munculnya jaringan toko kebutuhan pangan multi-nasional, produksi makanan skala besar, dan ketersediaan banyak buah dan sayuran sepanjang tahun telah menjadi keuntungan bagi para konsumen. Kenyamanan dan harga yang lebih murah hanyalah beberapa dari keuntungan itu. Namun hal ini juga memiliki kelemahan yang bisa dilihat dan dirasakan, seperti tomat yang keras dan stroberi yang tawar.

Kini di beberapa rumah kaca, pertanian kecil dan lahan riset di seluruh Amerika, muncul suatu gerakan kebangkitan, atau rennaisance, hasil dari kolaborasi antara para pemulia atau penyilang tanaman, petani, koki dan petani bibit untuk menciptakan variasi sayuran yang lebih memiliki cita rasa; dan beberapa juga mengandung lebih banyak vitamin.

Penyilang tanaman dari Oregon State University, Jim Myers menjelaskan bahwa upaya ini bukan merupakan mukjizat rekayasa genetika.

"Yang saya lakukan adalah pembibitan konvensional atau tradisional. Ada banyak variasi genetika di luar sana yang bisa kita garap," ujarnya.

Penyerbukan silang

Laboratorium Myers di Corvallis memfasilitasi penyerbukan silang antara tanaman tertentu dengan sifat-sifat yang diinginkan. Di rumah kaca yang hangat dan lembab, para asisten peneliti yang punya gelar sarjana mempersenjatai diri dengan pinset untuk memasukkan serbuk sari tertentu ke tanaman brokoli yang sedang mekar di satu bagian dan buncis di bagian lain. Setelah itu, para peneliti membungkus beberapa tanaman yang sudah disilang agar tidak ada bahan-bahan genetik lainnya yang masuk. Label yang tergantung yang menjelaskan tanaman apa saja yang disilang membuat barisan brokoli tampak seperti pohon Natal mini.

Rencana mereka adalah untuk memilih hasil yang terbaik untuk kemudian dijual. OSU sudah mengeluarkan jenis tomat bermerek dagang Indigo Rosedan Indigo Cherry Drops. Buah berwarna ungu gelap itu mengandung nutrisi yang lebih tinggi.

Myers mengatakan produk berikutnya yang akan ia hasilkan adalah cabe habanero yang tidak terlalu pedas. Ia mengumpulkan timnya di rumah kaca untuk mencicipi cabe dengan berbagai warna tersebut.

Hasilnya?

"Sedikit pedas. Tapi tidak terlalu," kata salah satu anggota tim. "Mulut saya tidak terbakar, hanya sedikit pedas."

"Saya pikir juga sedikit manis," kata Lyle Wallace, salah satu siswa Myers.

"Rasanya lebih seperti bunga daripada cabe merah biasa yang dipanggang," tambah Abi Graham, seorang asisten lab lainnya.

Di Marrowstone Island di Puget Sound, direktur eksekutif Organic Seed Alliance Micaela Colley baru-baru ini memeriksa hasil percobaan brokoli ungu dan jenis tanaman baru lainnya. Proyek di lahan riset Washington State University adalah salah satu mitra pembibitan organisasinya.