7 Perempuan Penggerak Perubahan

By , Selasa, 21 April 2015 | 08:00 WIB

5. Suciwati

Suciwati (change.org)

Istri mendiang aktivis HAM Munir ini memulai petisi change.org/Munir yang didukung lebih dari 11.000 orang agar Presiden segera menuntaskan kasus pembunuhan Munir. Ia juga aktif mengampanyekan isu-isu hak asasi manusia lainnya seperti kasus 1965, Talangsari, dan sebagainya. Baru-baru ini, Walikota Den Haag meresmikan jalan Munir untuk menghormati perjuangan Munir dalam membela HAM.

6. Zely Ariane

Zely Ariane (change.org)

Perempuan asal Aceh ini aktif dalam membela hak-hak masyarakat Papua yang terabaikan. Ia memulai petisi change.org/PapuaItuKita kepada Komnas HAM untuk mengusut penembakan empat remaja oleh aparat militer tanpa alasan yang jelas. Ia lalu meneruskan gerakan #PapuaItuKita melalui media sosial agar kita lebih mengenal masyarakat Papua sebagai bagian dari republik ini.

7. Titi Anggraini

Titi Anggraini (change.org)

Saat DPR hendak mengesahkan perubahan dari Pilkada Langsung menjadi tidak langsung, perempuan ini dan lembaganya Perludem memulai petisi change.org/DukungPilkadaLangsung. Melalui petisi tersebut, Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) ini menggalang dukungan hampir 120.000 orang dan menjadi salah satu petisi yang paling banyak didukung di Change.org.

Ketujuh perempuan ini telah berhasil mengubah kesadaran individu menjadi kesadaran kolektif. Mereka menginisiasi gerakan perubahan yang menjadi perhatian banyak orang. Mereka adalah Kartini-Kartini baru yang mengejawantahkan perjuangan Raden Ajeng Kartini untuk tak menyerah berjuang demi perubahan yang lebih baik.

Istri mendiang aktivis HAM Munir ini memulai petisi change.org/Munir yang didukung lebih dari 11.000 orang agar Presiden segera menuntaskan kasus pembunuhan Munir. Ia juga aktif mengampanyekan isu-isu hak asasi manusia lainnya seperti kasus 1965, Talangsari, dan sebagainya. Baru-baru ini, Walikota Den Haag meresmikan jalan Munir untuk menghormati perjuangan Munir dalam membela HAM.