Kotoran Kuda Nil Penting untuk Ekosistem Air

By , Selasa, 21 April 2015 | 09:30 WIB

Kuda nil adalah mamalia darat terbesar ketiga setelah gajah dan badak. Namanya diambil dari bahasa Yunani kuno untuk kuda sungai. Kuda nil menghabiskan 16 jam di air setiap harinya dan hanya pergi ke daratan di malam hari untuk tidur. Mereka memakan rumput tropis lebih dari 200 kg setiap kali makan. Dan yang mereka makan pada akhirnya akan dikeluarkan kembali. Kotoran yang dihasilkan oleh kuda nil itulah yang merupakan bahan utama untuk ekosistem air Afrika.

Douglas McCauley dan koleganya memutuskan untuk mempelajari hal tersebut.

"Kami mulai memperhatikan kuda nil dan menyadari bahwa kotoran mereka adalah bagian yang penting dari kuda nil, dan nutrisi serta energi yang disebarkan melalui apa yang mereka makan dan kotoran yang mereka keluarkan," ujarnya.

McCauley adalah asisten professor ekologi, evolusi dan biologi kelautan di University of California Santa Barbara. Ia mengatakan kuda nil melintasi batas-batas ekosistem.

"Singgah di antara dua alam yang berbeda, antara daratan dan air, artinya ada banyak vektor nutrisi penting. Karena mereka memakan banyak di daratan dan kemudian membawanya ke air, baik itu ke danau atau ke sungai, dan kemudian mengeluarkan kotoran di air. Dan ketika diteliti ada banyak materi dan energi serta nutrisi dari pupuk alami seperti ini yang berpindah dari dua alam itu," ujarnya.

Jadi, setiap kuda nil memberikan kontribusi sebesar 60.000 kg kotoran ke danau dan sungai Afrika setiap tahunnya.

"Kuda nil adalah hewan yang besar," ujarnya, "Beratnya bisa mencapai 1.800 sampai 3.600 kg. Wajar kalau kuda nil punya nafsu makan yang besar. Kalau dilihat di seluruh benua Afrika dan dengan perkiraan jumlah kuda nil di seluruh penjuru Afrika, artinya ada jutaan kilogram kotoran."

Sekarang kita paham seberapa banyak jumlah kotoran yang dihasilkan oleh kuda nil. Tapi tahukah Anda bahwa kotoran kuda nil seperti jerami?

"Makanan yang sebagian besar mereka konsumsi adalah rumput, yang kurang lebih berbentuk seperti jerami. Banyak rumput Afrika yang digunakan sebagai jerami dan pakan ternak di tempat seperti Amerika. Jadi mereka punya bibir yang mereka gunakan seperti mesin pemotong rumput untuk memakan rumput-rumput pendek. Dan sepertinya rumput-rumput ini juga pendek agar bisa diakses oleh kuda nil ini," kata McCauley.

McCauley mengatakan kotoran bahkan juga digunakan sebagai alat komunikasi.

"Mereka menggunakan kotoran sebagai sinyal di antara mereka. Jadi seekor hewan jantan membuang kotoran di tempat yang didominasi oleh hewan jantan. Mereka juga melemparkan kotoran ini dengan ekor mereka yang berbentuk seperti dayung."

Tapi yang terpenting tentang kotoran kuda nil adalah tempatnya di rantai makanan.

"Ada banyak bahan yang baik di kotoran kuda nil. Ada banyak nitrogen, karbon dan bahkan sedikit fosfor. Dan sebagian nutrisi ini tidak banyak ditemukan di air. Jadi lewat kotorannya, kuda nil menyediakan bahan-bahan tersebut ke sungai. Dan kelihatannya banyak hewan di air yang senang menerima bahan-bahan itu. Beberapa di antaranya memakan kotoran kuda nil langsung dan beberapa lainnya, seperti ikan, akan memakan serangga yang menyambung hidupnya dengan memakan kotoran kuda nil," ujarnya.