Tujuannya adalah untuk memperkuat hubungan antara komunitas Islam dan membangun kepercayaan.
Tapi Ali Kadri, salah satu ustaz dari Holland Park Mosque di Brisbane mengatakan, kepercayaan ini justru terkikis saat politisi mengecam bentuk ekstremisme Islam "untuk kepentingan politik sendiri".
Kepolisian Federal Australia (AFP) menyatakan, hubungan yang lebih baik dengan komunitas Muslim berarti kerja sama yang baik dalam penegakan hukum dan operasi polisi, seperti operasi anti-terorisme.
Kepolisian Federal Australia sering menggelar sejumlah kegiatan bersama komunitas Muslim. Misalnya, di akhir bulan Ramadan, membuka kesempatan umat Muslim bertemu dengan pejabat AFP, dan mencoba menanggapi propaganda online dari kelompok-kelompok ekstremis dengan menyediakan narasi yang berbeda.
Tapi menurut Mallah, pemerintah Australia yang menyamakan Hizbut Tahrir sebagai sebuah kelompok teroris adalah kurang tepat.
"Banyak pemuda yang menganggap Hizbut Tahrir sebagai ungkapan 'lihat, kita tidak perlu lagi ke luar Australia dan bergabung dengan ISIS, kita bisa membentuk kalifah dari Australia'," tuturnya.
"Bukan berarti kita ingin ada khalifah di Australia, tetapi bisa bergabung dengan kelompok yang memiliki pemikiran yang sama... dan membantu membentuk khalifah dari Australia," ucap Mallah.
Ia juga mengatakan, "Tapi saat kita melakukan hal tersebut, pemerintah mengatakan 'kita akan melarangnya dan menyebutnya sebagai kelompok teroris'. Yang selanjutnya mengawasi, mengisolasi, dan memisahkan banyak dari kita, yang berasal dari komunitas Muslim."
"Saya percaya Hizbut Tahrir adalah pintu gerbang untuk menghentikan para pemuda untuk tidak berpergian ke Timur Tengah atau bergabung dengan ISIS," tambah Mallah.
Sementara menurut Ustaz Ali Kadri, kunci utamanya adalah mengambil langkah yang justru bisa membantu anak-anak muda dan mereka yang tersingkir dari komunitas Muslim, terutama mereka yang paling rentan terhadap ideologi ekstremis.
Profesor Anne Aly, salah satu pendiri organisasi People Against Violent Extremism, mengatakan, ia pun agak "behati-hati" dengan pendekatan di mana pemerintah mengidentifikasi siapa yang berisiko mengalami radikalisasi dan mendorong mereka untuk diawasi.
"Ada begitu banyak perlawanan terhadap segala ide yang dirancang pemerintah, atau konsep kebijakan ... radikalisasi," kata dia. "Tindakan perlu dilakukan oleh mereka yang pernah sukses merangkul orang-orang muda."