Reuni Wartawan dengan Korban Tsunami Aceh

By , Rabu, 6 Mei 2015 | 16:30 WIB

Pemerintahan baru telah menerapkan elemen hukum Syariah- yang didukung banyak warga termasuk Marwadah.

Tetapi kritik mengatakan sejumlah hukuman tersebut mencederai hak asasi manusia. Meski jumlah investor asing yang meningkat, provinsi ini masih termasuk lambat dalam pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

"Kami menyukai Syariah dan saya merupakan seorang Muslim yang taat," kata Mawardah.

Meski demikian, dia mengaku yakin bahwa petugas polisi Syariah seringkali bersikap "munafik".

Suatu sore, kami mampir di kampus Mawardah di Banda Aceh tempat dia berlatihThai kickboxing dengan sekelompok mahasiswa dan mahasiswa.

"Dia mahasiswi yang bagus. Dia bekerja dan belajar dengan keras. Sebagai seorang perempuan, dia memiliki semangat seperti pria. Dia kuat. Dia tidak mudah menyerah," kata guru bahasa Inggrisnya Maulizan Za.

Dia khawatir mengenai inflasi, tetapi - seperti banyak orang yang saya tanyai - mereka yakin bahwa hidup mereka lebih baik dan aman dibandingkan sebelum tsunami.

"Teman saya merupakan keluarga saya sekarang," kata Mawardah, setelah berlatihkickboxing dan bersiap kembali ke rumah dengan mengendarai motor saudarinya.

"Saya ingin menjadi seorang perempuan yang kuat. Setelah saya lulus saya akan kuliah di Amerika, dan bekerja sebagai seorang reporter. Saya merasa masa depan saya akan cerah," kata dia mencerminkan kepercayaan diri.