Udara berubah cepat di perbukitan kawasan konservasi Bromo Tengger Semeru, Jawa Timur, pada saat pelatihan sejumlah anak muda yang ingin menjadi penjaga hutan.
Matahari sempat bersinar, kemudian cuaca menjadi berkabut diiringi hujan dan angin tatkala 10 anak muda berlatih menjadi rangers Maret lalu.
Anak-anak muda ini mendaftarkan diri menjadi ranger ProFauna, lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dalam perlindungan satwa.
Mereka belajar bela diri dan ketahanan fisik untuk mengantisipasi kemungkinan intimidasi dari pemburu yang masih banyak berkeliaran di daerah konservasi di Jawa.
Sasaran pemburu di kawasan Taman Nasional ini termasuk lutung, elang dan banyak binatang lain yang dilindungi.
Selain bela diri, para calon penjaga hutan ini juga dibekali dengan ajaran agama terkait perlindungan satwa.
Pendiri ProFauna Indonesia, Rosek Nursahid, mengatakan dengan ajaran agama, masyarakat lebih mudah untuk diajak untuk ikut menjaga satwa, terutama yang dilindungi.
Islam Peduli Satwa
"Pelatihan ini dilakukan untuk mencegah perburuan binatang di kawasan konservasi alam, karena kawasan konservasi alam sangat luas dan penjaga hutan sedikit sementara kasus perburuan satwa cukup banyak. Kami membantu kekosongan untuk melatih rangers yang bekerja secara suka rela," kata Rosek.
"Dengan pendekatan agama, masyarakat lebih bisa menerima apa yang kita sampaikan, karena agama mewajibkan kita untuk menjaga alam," tambahnya.
"Tahun kemarin kami berhasil mengagalkan 30 rencana perburuan satwa di kawasan konservasi alam yang kemudian batal...jadi langkah pelatihan ini efektif," kata Rosek.
Dalam satu tahun terakhir, sudah ada sekitar 50 penjaga hutan yang dilatih termasuk 25 di Kalimantan, bekerja sama dengan gereja Katolik setempat, tambahnya.